Kampus Merdeka Dihapus, Ganti Diktisaintek Berdampak

Radar Lampung Baca Koran--

JAKARTA - Program Kampus Merdeka resmi ganti wajah menjadi Diktisaintek Berdampak. Tak sekadar ganti nama, program ini diklaim lebih menekankan pada outcome.

Perubahan nama ini diumumkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Dia mengungkapkan program ini sejatinya lanjutan dari Kampus Merdeka. Keduanya, kata Brian, sama-sama menyiapkan mahasiswa agar bisa masuk ke industri. Namun, lanjutnya, Diktisaintek Berdampak akan lebih menyentuh aspek-aspek di luar magang mahasiswa.

BACA JUGA:Lulus, 383 Siswa SMA Al Kautsar Sujud Syukur

Karena itu, kata Brian, program ini tak hanya menyiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja. ’’Tapi, juga mendorong riset, inovasi, dan akademik yang berdampak langsung ke masyarakat maupun industri. Diktisaintek Berdampak ini menjadi simbol transformasi yang ingin memastikan bahwa seluruh aktivitas pendidikan tinggi, sains, dan teknologi tidak hanya menghasilkan output akademik. Namun, juga outcome yang dirasakan langsung oleh masyarakat," jelasnya.

 

Dalam pelaksanaannya, kata Brian, pihaknya akan mendorong perguruan tinggi menggandeng lebih erat dunia industri, pemerintah daerah, hingga komunitas di sekitarnya. ’’Sinergi ini diharapkan menghasilkan solusi nyata yang bisa dirasakan langsung oleh publik. ’’Harapannya agar kampus-kampus bergandengan tangan dengan pemda, industri, dan masyarakat. Ini saatnya pendidikan tinggi hadir. Bukan hanya mencetak lulusan, tapi menyelesaikan masalah di lapangan,” ungkapnya.

 

Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek Togar Mangihut menambahkan, Diktisaintek Berdampak tidak sekadar slogan, melainkan semangat transformasi ekosistem pendidikan tinggi agar lebih ilmiah, sosial, dan nasional dalam dampaknya.

 

Selain itu, kata Togar, ini jadi arah baru Diktisaintek untuk lebih menekankan pada hasil nyata dan bukan sekadar statistik. ’’Salah satunya, transformasi pendekatan dalam program beasiswa KIP Kuliah. Kalau dulu dilihat dari berapa yang dapat beasiswa. Sekarang, kita lihat dia lulus dan bisa kerja atau tidak. Jadi nggak cuma dapat, tapi berdampak," paparnya.

 

Perubahan ini, kata Togar, juga menyentuh aspek magang yang dulu menjadi ciri khas Kampus Merdeka. ’’Meski mekanismenya tengah difinalisasi, program magang dipastikan tetap berlanjut dengan sistem baru yang lebih terbuka dan kolaboratif. Mitra perusahaan nantinya bahkan dapat terlibat dalam merancang kurikulumnya dan menentukan target bagi pemagang. Panduan magangnya nanti akan disusun bersama. Tapi, kami kasih kebijakan bahwa partisipasi ini bukan pemerintah saja. Ada swasta, masyarakat, bahkan mitra luar negeri," ungkapnya.

 

Tag
Share