Relaksasi TKDN Bisa Berdampak Serius pada Industri Otomotif

PAMERAN: Suasana pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.--FOTO ISTIMEWA

JAKARTA - Kondisi pasar roda empat menunjukkan tren penurunan pada penjualan kuartal pertama 2025. Di sisi lain, pemerintah berencana merelaksasi kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengaku khawatir akan rencana ini. Sebab, bisa saja berdampak serius pada industri otomotif Tanah Air ke depannya.

 

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi berharap kebijakan relaksasi dilakukan secara hati-hatian. Hal yang penting pula untuk melihat ke belakang seperti sejarah panjang pembangunan industri otomotif sebagai dasar penyusunan kebijakan.

 

"Industri otomotif kita sudah dibangun selama puluhan tahun. Kita tidak ingin industri ini ambruk. Untuk itu, kami mengimbau agar kebijakan yang diambil merupakan yang terbaik," kata Nangoi kepada wartawan di Jakarta beberapa waktu lalu.

 

Terkait kondisi ini, Nangoi juga meminta pemerintah untuk melihat pencapaian Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Sebab, pabrikan telah berusaha meningkatkan kandungan lokal sampai dengan angka fantastis yakni 92 persen.

 

“Kami sudah membangun industri otomotif bukan baru setahun, puluhan tahun kita bangun, sampai yang namanya lahir dengan yang namanya Agya, Ayla dengan 92 persen komponen lokal, ini tentunya jadi pertimbangan pemerintah,” tukas dia.

 

Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya agar regulasi mengenai TKDN dibuat dengan fleksibel dan realistis. Hal itu dilakukan guna menjaga daya saing industri Tanah Air di pasar global.

 

Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam sesi dialog pada acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4).

Tag
Share