Korsleting Listrik Dominasi 51 Kasus Kebakaran di Bandarlampung Awal 2025

Kebakaran rumah warga di Bandarlampung sebagian besar disebabkan korsleting listrik. -FOTO IST -

BANDARLAMPUNG – Sepanjang Januari hingga pertengahan April 2025, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Bandarlampung mencatat sebanyak 51 kasus kebakaran terjadi di wilayah setempat.

Kabid Pemadaman Damkarmat Bandarlampung Irman Saputra menyampaikan bahwa kebakaran paling banyak terjadi pada bangunan tempat tinggal. Dari total kejadian, 16 di antaranya melibatkan rumah warga. Sementara sisanya terjadi pada objek lain seperti gerobak, tiang listrik, hingga tumpukan sampah.

“Puncak kasus kebakaran terjadi pada bulan Maret dengan total 16 kejadian, sebagian besar disebabkan oleh korsleting listrik di rumah warga,” ujar Irman.

Irman mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksa instalasi listrik guna mencegah korsleting yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

BACA JUGA: Aset Jamkrindo Capai Rp32,36 Triliun

Ia juga menyoroti risiko kebakaran dari kendaraan bermotor tua, baik akibat korsleting listrik maupun kebocoran pada selang bahan bakar.

Selain itu, Damkarmat menganjurkan masyarakat untuk menambah pengetahuan terkait langkah penyelamatan pertama saat terjadi kebocoran gas. Warga dapat menyimak berbagai video tutorial penyelamatan darurat yang tersedia di platform media digital.

Sebelumnya, Sebuah warung uduk yang terletak di Jalan Pahlawan, Kedaton, Bandarlampung, terbakar habis pada Rabu (20/11) dini hari. 

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 02.30 WIB ini membuat warga setempat panik setelah melihat api membesar di warung milik Nana.

Iwan, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian, mengatakan api tiba-tiba membesar. ’’Saya kurang tahu apa penyebabnya. Yang jelas, api itu langsung besar begitu dilihat oleh warga," kata Iwan.

BACA JUGA: Optimistis Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD1 T pada 2030

Menurut Iwan, kondisi cuaca saat kejadian juga turut mempengaruhi.  "Hembusan angin sangat kencang, sehingga api cepat membesar. Ditambah lagi material bangunan yang semi permanen, api semakin mudah merambat," ungkapnya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung, Anthony Irawan, menjelaskan bahwa meskipun api cukup besar, petugas dapat mengendalikan kebakaran dalam waktu sekitar satu jam.

 "Yang terbakar adalah warung nasi uduk, warung gorengan, dan gerobak rokok. Kami membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk memadamkan api, dengan melibatkan 10 personel dan dua tangki air," kata Anthony.

Tag
Share