Puasa dan Kesehatan Jantung: Manfaat atau Risiko? Simak Penjelasan Ahli

Puasa memiliki pengaruh terhadap kesehatan jantung.-Foto Pixabay-
RADAR LAMPUNG - Puasa, baik yang dilakukan untuk alasan religius maupun sebagai bagian dari pola hidup sehat, seringkali menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kesehatan jantung. Apakah puasa benar-benar mampu menjaga kesehatan jantung, atau justru berpotensi menimbulkan risiko tertentu?
Menurut Dr. Dennis Bruemmer, seorang ahli kardiologi dan endokrinologi, puasa dapat memberikan manfaat kesehatan dalam jangka pendek. Salah satu manfaat utamanya adalah membantu menurunkan berat badan, yang erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Dengan mengurangi asupan kalori, puasa dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung.
"Secara umum, mengurangi porsi makan memiliki banyak dampak positif bagi kesehatan. Dalam banyak kasus, makan dalam jumlah yang lebih sedikit justru lebih baik," ujar Bruemmer, seperti dilansir Cleveland Clinic pada Kamis (13/3/2025).
Secara alami, tubuh manusia memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kondisi tanpa makanan untuk periode tertentu. Namun, di era modern, makanan—terutama yang kurang sehat—sangat mudah diakses. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pembatasan kalori atau puasa dapat memberikan manfaat kesehatan, termasuk potensi memperpanjang usia dan menurunkan risiko penyakit kronis.
Beberapa studi juga mengungkapkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol, mengendalikan diabetes, dan menjaga berat badan. Semua faktor ini berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung.
"Ada empat faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan kelebihan berat badan. Jika puasa dapat membantu mengendalikan faktor-faktor ini, maka risiko penyakit jantung juga dapat berkurang," jelas Bruemmer.
Namun, Bruemmer juga mengingatkan bahwa puasa yang tidak dilakukan dengan benar dapat menimbulkan risiko. Salah satunya adalah ketidakseimbangan elektrolit, yang dapat memengaruhi ritme jantung dan meningkatkan risiko aritmia.
"Bagi mereka yang menjalani diet ekstrem atau puasa ketat, pengawasan medis sangat penting. Kami biasanya melakukan pemeriksaan darah rutin dan memberikan suplemen elektrolit seperti kalium untuk menghindari efek samping yang berbahaya," tambahnya.
Selain manfaat bagi jantung, beberapa penelitian awal juga menunjukkan bahwa puasa mungkin memiliki potensi dalam pencegahan kanker atau meningkatkan efektivitas terapi tertentu. Namun, Bruemmer menekankan bahwa penelitian tentang puasa dan dampaknya terhadap kesehatan masih terus berkembang.
"Masih banyak hal yang perlu dipelajari mengenai bagaimana puasa memengaruhi kesehatan secara menyeluruh," ucapnya.
Jadi, apakah puasa baik untuk jantung atau justru berisiko? Jawabannya bergantung pada kondisi kesehatan individu dan cara puasa tersebut dijalankan. Jika dilakukan dengan tepat dan sesuai kebutuhan tubuh, puasa dapat menjadi salah satu cara alami untuk menjaga kesehatan jantung. (*)