UNIOIL
Bawaslu Header

Dapatkan Allah-nya, Bukan Makhluknya (Kisah Raja dan Ayas)

--FOTO ISTIMEWA

Oleh Dr. K.H. Suratno, S.Pd.I., M.H.

Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Tadabbur Quran Al Firdaus Lampung

 

RAMADAN datang, hati senang dan riang. Jika mau bertanya dalam lubuk hati paling dalam, apakah hakikat puasa sudah kita dapatkan? Atau terasa begini-begini saja tanpa peningkatan signifikan iman dan takwa?

Padahal, hakikat puasa untuk mendapat gelar takwa yang hakikatnya menjalankan perintah Allah secara totalitas dan meninggalkan larangan-Nya juga secara totalitas. Mari resapi puasa kita sudah sejauh mana kita mendapatkan takwa dan rida Allah.

 

Tamsil kisah untuk kita ambil ibrah pada Ramadan 1446 Hijriah ini adalah pelajaran ketika ada seorang raja yang mengangkat rakyat biasa bernama Ayas menjadi pejabat kerajaan dan menjadi anak buah kesayangan sang raja.

 

Bukan tanpa alasan, melainkan ada pada diri Ayas sifat yang mulia yakni ketaatan. Namun, seluruh pejabat pejabat istana tidak begitu senang dengan Ayas. Sebab, Ayas berasal dari rakyat biasa dan bukan dari keturunan bangsawan. Bahkan selalu berprasangka buruk terhadap si Ayas serta mengatakan bahwa Ayas telah melakukan tipu daya dan sihir.

 

Sehingga raja menjadi sedemikian baik terhadapnya. Mereka mencari jalan dan cara untuk menjatuhkan Ayas di hadapan sang raja. Akhirnya, mereka menemukan suatu kebiasaan Ayas yang setiap hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB, Ayas masuk kamar dan mengurung diri di dalamnya. Maka diembuskanlah isu bahwa saat-saat itulah Ayas membaca jampi-jampi untuk menundukkan hati sang raja. 

 

Raja pun penasaran dengan kabar burung tersebut. Pada saat yang telah ditentukan, sang raja bersama pembesar-pembesar lainnya mencoba mencari tahu apa yang dilakukan Ayas di dalam kamarnya. 

 

Tag
Share