Program MBKM di Ujung Tanduk
Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN.Eng. -FOTO DOKUMENTASI UNILA-
BANDARLAMPUNG – Presiden RI Prabowo Subianto telah memecah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; serta Kementerian Kebudayaan.
Pemecahan kementerian ini dinilai akan berdampak pada beberapa program. Salah satunya program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN.Eng. menilai aktivitas MBKM di Unila masih berjalan seperti biasa sampai ada kebijakan berikutnya. Sehingga, dia mengadakan monitoring dan evaluasi MBKM.
BACA JUGA:Momentum Skuad Garuda Bangkit
’’Untuk tahun 2024, ada dapat bantuan Rp 1 miliar dari pemerintah untuk pembinaan MBKM Kewirausahaan untuk 200 mahasiswa. Di mana 200 mahasiswa tersebut diharapkan punya entrepreneur," ucap Prof. Lusmeilia.
Berbagai polemik tentang ada atau ditiadakan MBKM, Prof. Lusmeilia mengaku bahwa Unila akan mengikuti semua program kementerian. "Kami akan mengikuti program dari pemerintah, dalam hal ini program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi," ucapnya.
Prof. Lusmeilia menambahkan terkait pemecahan tiga kementerian tersebut, Unila tetap akan bersinergi dengan tiga kementerian.
’’Unila tetap bersinergi dengan baik. Tinggal koordinasi saja di tiga kementerian. Kita (Unila) kan termasuk pendidikan tinggi, otomatis banyak berhubungan dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Kalau ada kebudayan kita berkoordinasi dengan menteri kebudayaan," jelasnya.
Sementara sebelumnya, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II Prof Iskhaq Iskandar, M.Sc. mengungkapkan bagaimana keberlanjutan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Hal ini disampaikannya saat Rapat Koordinasi MBKM di Hotel Emersia Bandarlampung, Kamis (14/11).
Prof. Iskhaq menyampaikan MBKM merupakan sebuah program. Sehingga keberlanjutan esensi dari MBKM tentunya masih ada.
Program MBKM, sambung Prof Iskhaq, antara lain magang, kampus mengajar, studi independen, dan bangun desa. "Yang dibalut suatu program namanya MBKM," jelasnya.
Ke depan, esensi dari MBKM itu tetap berjalan walaupun nanti namanya bukan MBKM tapi esensinya Magang itu tetap ada, kolaborasi dengan industri juga tetap ada.
"Tetap saja ada esensi dari MBKM, program program MBKM masih akan dilaksanakan. Tentu dengan perbaikan- perbaikan agar kualitas lebih baik lagi,"jelas Prof Iskhaq .