Cadangan Beras Pemerintah 2 Juta Ton hingga Akhir Tahun
AMAN: Menko Bidang Pangan menyebut cadangan beras pemerintah saat ini masih aman yakni 2 juta ton hingga akhir tahun 2024. -FOTO ILUSTRASI DOK BULOG -
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) akan mencapai 2 juta ton pada akhir tahun 2024. sehingga kebutuhan pangan hingga akhir tahun dalam kondisi yang aman.
"Tadi saya rapat di kantornya dirut Bulog, semua persiapan untuk tahun depan dan tahun ini sudah sangat siap dan baik, tetapi kita perlu juga meyakinkan agar publik bisa melihat di lapangan," kata Zulhas sapaan akrabnya setelah memeriksa gudang Bulog di Kawasan Sunter Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin 4 Oktover 2024.
Menko Zulhas menambahkan, stok cadangan beras tersebut saat ini tersebar di seluruh gudang Bulog yang ada di Indonesia. Saat ini Bulog memiliki 1.508 gudang dengan kapasitas penyimpanan hingga 4 juta ton beras.
"Barangnya di mana? Di sini saja ada 140.000 ton beras, itu baru satu tempat. Sedangkan Bulog punya 1.500 lebih gudang, kapasitasnya 4 juta ton. Jadi, stok beras kita sangat aman dan cukup," ujarnya.
Karenanya, Menko Zulhas meminta para pedagang dan masyarakat tidak khawatir terkait ketersediaan cadangan beras. Ia menjamin pasokan beras hingga akhir tahun ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebelumnya diberitakan impor beras, tampaknya, berlanjut. Pemerintah akan menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton untuk menambah kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, untuk impor beras kali ini, pemerintah akan menerapkan skema business to business.
’’Memang kita terutang harusnya kan kita impor 1 juta ton lagi, tapi karena awalnya India melarang, jadi pakai skema business to business,” ujar menteri yang akrab disapa Zulhas itu, Selasa (29/10) seperti dikutip dari Antara.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan kuota impor beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun ini.
Sedangkan realisasi impor pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 2.937.772 ton. Lalu untuk September hingga Desember 2024 rencananya akan mengimpor beras sebanyak 1.552.686 ton.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan impor beras tidak serta-merta dilakukan begitu saja karena harus melihat jumlah produksi beras nasional.
Jika produksi beras menurun, maka barulah impor dilakukan untuk memperkuat dan mengamankan cadangan pangan.
’’BPS menyampaikan untuk menyiapkan cadangan pangan lagi ke depan sambil kita memperkuat produksi dalam negeri,” kata Arief.
Ia juga berharap melalui kolaborasi antar kementerian/lembaga, terutama Kementerian Pertanian bisa turut mendukung peningkatan produksi beras dalam negeri.