Dinas Pendidikan Tulang Bawang Ajak Masyarakat Lestarikan Bahasa Lampung

Reporter: Muhammad Zainal Arifin |

Editor: Agung Budiarto |

Jumat , 25 Oct 2024 - 21:13

Dinas Pendidikan Tulangbawang mendorong masyarakat bangga berbahasa Lampung dalam Festival Tunas Bahasa Ibu.-FOTO IST -

Hal itu juga bisa meniadakan etnosentrisme, atau pandangan yang menganggap kebudayaan sendiri lebih baik dari pada kebudayaan lain.

"Saya kira kearifan lokal ini penting untuk dipahami oleh pelajar. Salah satunya tadi itu berkaitan dengan hilangnya etnosentrisme. Karena kan kita ini memahami, sehingga dapat menjaga budaya secara bersama-sama,” ungkapnya.

Wahdi menuturkan, anak yang telah mengenal kebudayaannya dengan baik, dapat membentuk kepribadian yang optimis untuk masa depannya.

Program penggunaan bahasa Lampung tersebut disambut baik oleh salah seorang Pemuka Adat Lampung Pepadun Abung Siwo Mego dari Buay Nuban, Akhmad Husein.

Ia mengatakan, Kota Metro merupakan refleksi dari Indonesia mini.

“Kota Metro ini kan bisa dikatakan seperti Indonesia mini ya. Jadi warga pendatang dengan penduduk asli itu berbaur. Saling menghormati, dan saling menghargai," ujarnya.

Menurutnya, memang dibutuhkan suatu program untuk melestarikan adat budaya.

Ia juga berharap, Pemkot Metro mampu menyelipkan edukasi dan juga wawasan budaya Lampung yang lebih masif, supaya budaya daerah tetap lestari.

“Kalau bahasa dan seninya memang sudah diterapkan dalam pendidikan, nah butuh penyuluhan-penyuluhan dan penguatan materi kebudayaan yang mencerminkan kearifan lokal. Karena ini seni, budaya, bahasa dan adat adalah aset daerah, sudah seharusnya ada upaya lebih untuk melestarikannya,” pungkasnya. (nal/c1/abd)

dinas pendidikan tulang bawang ajak masyarakat lestarikan bahasa lampung                            menggala - dinas pendidikan kabupaten tulangbawang mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan bahasa lampung. ini agar bahasa lampung dapat terus eksis dan lestari. 
kepala dinas pendidikan m. ami iswandi ismed balaw menyampaikan ajakan tersebut saat membuka festival tunas bahasa ibu di sd it cendekia banjaragung pada 25 oktober 2024.
ami mengapresiasi peran para pendidik dalam melestarikan budaya dan bahasa daerah. 
baca juga:berdalih buntu, residivis lagi-lagi curi kabel pln 
ia menekankan bahwa festival ini merupakan implementasi dari kurikulum merdeka belajar, yang diharapkan dapat memulai pelestarian bahasa dari lingkungan keluarga.
festival ini diikuti oleh 112 peserta dari 72 sd dan 40 smp, dengan berbagai lomba seperti pidato, mendongeng, dan stand-up komedi dalam bahasa lampung. 
ami menegaskan pentingnya melestarikan bahasa lampung sebagai warisan leluhur yang berharga. 
sebelumnya, pemerintah kota (pemkot) metro mendukung lembaga pendidikan untuk menerapkan penggunaan bahasa lampung di lingkungan sekolah di bumi sai wawai.
 
wali kota metro, wahdi menilai pengimplementasian bahasa lampung dapat memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter siswa.
 
"kalau untuk penggunaan bahasa daerah di metro ini sudah ya. salah satunya itu lewat pelajaran mulok. metro ini memiliki muatan lokal untuk budaya, termasuk juga mengenal cagar budaya,” ujarnya.
 
bahkan, lanjutnya, di sisi lain, penggunaan dari bahasa daerah sendiri dapat sebagai bentuk literasi untuk menghargai local wisdom.
hal itu juga bisa meniadakan etnosentrisme, atau pandangan yang menganggap kebudayaan sendiri lebih baik dari pada kebudayaan lain.
 
"saya kira kearifan lokal ini penting untuk dipahami oleh pelajar. salah satunya tadi itu berkaitan dengan hilangnya etnosentrisme. karena kan kita ini memahami, sehingga dapat menjaga budaya secara bersama-sama,” ungkapnya.
 
wahdi menuturkan, anak yang telah mengenal kebudayaannya dengan baik, dapat membentuk kepribadian yang optimis untuk masa depannya.
program penggunaan bahasa lampung tersebut disambut baik oleh salah seorang pemuka adat lampung pepadun abung siwo mego dari buay nuban, akhmad husein.
 
ia mengatakan, kota metro merupakan refleksi dari indonesia mini.
“kota metro ini kan bisa dikatakan seperti indonesia mini ya. jadi warga pendatang dengan penduduk asli itu berbaur. saling menghormati, dan saling menghargai," ujarnya.
 
menurutnya, memang dibutuhkan suatu program untuk melestarikan adat budaya.
ia juga berharap, pemkot metro mampu menyelipkan edukasi dan juga wawasan budaya lampung yang lebih masif, supaya budaya daerah tetap lestari.
 
“kalau bahasa dan seninya memang sudah diterapkan dalam pendidikan, nah butuh penyuluhan-penyuluhan dan penguatan materi kebudayaan yang mencerminkan kearifan lokal. karena ini seni, budaya, bahasa dan adat adalah aset daerah, sudah seharusnya ada upaya lebih untuk melestarikannya,” pungkasnya. (nal/c1/abd)