Hari Ini Itera Resmikan Pusat Mitigasi Bencana dan Tsunami di Sumatera

SARASEHAN: Itera menggelar Serasehan Gubernur Se-Sumatera sebagai rangkaian Dies Natalis Ke-10.--FOTO ANGGI RHAISA

BANDARLAMPUNG - Dalam 10 tahun atau satu dekade, Institut Teknologi Sumatera (Itera) fokus mendalami mitigasi bencana dan teknologi digital di Sumatera. Hal ini diungkapkan Rektor Itera Prof. Dr. Ir Nyoman Pugeg Aryantha usai Serasehan Gubernur Se-Sumatera, Senin (7/10).

Prof. Arya menyampaikan pentingnya mengevaluasi perjalanan Itera selama satu dekade ini. ’’Itera telah berupaya keras berkontribusi dalam pembangunan Sumatera. Sekarang waktu yang tepat mengevaluasi capaian dan menentukan langkah ke depan. Kami (Itera, Red) berharap bisa mengevaluasi, apakah perjalanan Itera sudah cukup atau perlu ditingkatkan? Kami juga ingin melihat bagaimana peran Itera dalam memberikan kontribusi nyata bagi daerah," katanya. 

Prof. Arya mengatakan bahwa ada dua isu utama yang diangkat dalam Serasehan Gubernur Se-Sumatera. ’’Pertama, mengenai bencana alam yang tidak bisa diprediksi. Itera akan meresmikan Pusat Mitigasi Bencana dan Tsunami Sumatera," ujarnya. 

Kedua, lanjut Prof. Arya, kemajuan teknologi digital. ’’Pemerintah daerah harus siap menghadapi perkembangan ini, baik dari segi sumber daya manusia maupun teknologi yang digunakan. Kami harus siap. Sudah banyak teknologi yang berkembang. Kita harus cepat beradaptasi dengan teknologi digital," ungkapnya.

Serasehan Gubernur Se-Sumatera merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis Ke-10 Itera. Selain Prof. Arya, sarasehan ini menghadirkan dua pemateri lainnya. Yakni anggota Scientific Committee for the UN Ocean Decade Tsunami Programme (SC-ODT) Dr. Harkunti Pertiwi Rahayu dan Dr. Eng. Ir. Sarwono Sutikno (Guru Besar Keamanan Siber dan Pervasif Komputing/Hardware Security Prodi Teknik Informatika Itera).

Tampak hadir di antaranya perwakilan gubernur Sumatera Barat, perwakilan gubernur Sumatera Utara, Perwakilan gubernur Riau, perwakilan gubernur Sumatera Selatan, dan perwakilan gubernur Lampung. Kegiatan ini juga diisi penandatanganan komitmen bersama  perwakilan 10 gubernur se-Sumatera dalam hal komitmen bersama dalam mitigasi bencana.

Harkunti menekankan peran penting akademisi, terutama Itera, dalam menjawab tantangan daerah. ’’Salah satu peran utama perguruan tinggi adalah menghasilkan inovasi riset untuk pencegahan dan mitigasi bencana seperti gempa maupun tsunami,’’ katanya.

Harkunti mengajak Itera untuk lebih aktif dalam menghasilkan inovasi riset yang fokus pada pencegahan dan mitigasi bencana, terutama gempa bumi dan tsunami. "Riset menjadi kunci utama. Kami akan memulai dari kajian risiko. Kemudian berlanjut pada intervensi pencegahan dan mitigasi," ungkapnya.

Harkunti juga menekankan pentingnya kolaborasi antara daerah-daerah mengingat setiap provinsi memiliki potensi ancaman bencana yang berbeda, mulai dari gempa megathrust hingga kebakaran hutan. "Meski fokus utama Itera saat ini adalah Sumatera, tentu kita tidak melupakan daerah lain seperti Banten itu juga tetap kita pikirkan," ujarnya.

Sementara Sarwono menyampaikan materi peranan artificial intelligence (AI) untuk kemajuan kabupaten di Provinsi Lampung. "AI bukan hanya tentang teknologi, tapi juga kerja sama antar-pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan lokal," ungkapnya. 

Diketahui Pusat Mitigasi Bencana dan Tsunami di Sumatera akan diresmikan pada puncak Dies Natalis Ke-10 Itera, Selasa (8/10). Dalam peresmian akan hadir Professor of Natural Hazards, Australian National University, Profesor Phil R. Cummins. Pusat Mitigasi Bencana dan Tsunami di Sumatera akan memiliki fungsi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang tidak hanya memantau. Namun, juga melakukan penelitian untuk pencegahan dan mitigasi bencana. (*)

 

 

Tag
Share