Bulog Khawatirkan Stok Beras Defisit 3 Juta Ton Awal 2025

Ilustrasi Perum Bulog khawatir defisit beras awal tahun 2025.-Sumber Foto : Biro Humas Kemendag.-

JAKARTA - Perum Bulog dihantui khawatiran terkait defisit stok beras saat awal tahun 2025 mendapat.

Khawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, awal tahun 2025 diprediksi belum ada panen raya 

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, kekhawatiran stok beras mengalami defisit 3 juta ton pada awal tahun 2025.

Kekhawatiran ini berdasarkan pengalaman stok pada awal 2024 dan diprediksi awal 2025 belum terjadi panen raya.

BACA JUGA:Pemkab Tubaba Kembali Monitoring Pasar Guna Menjaga Stabilitas Harga

“Kita menghadapi Januari-Februari yang paceklik atau belum panen, itu dengan defisit konsumsi nasional sekitar 3 juta,” ujar Bayu dalam RDP Komisi IV DPR RI di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Rabu (4/9).

Bayu melanjutkan, pada bulan Maret 2025 akan memasuki bulan Ramadhan yang tentunya permintaan beras meningkat.

“Januari-Februari 2025 itu dikhawatirkan kami mengantisipasi defisit 3 juta,” ucapnya.

Bayu memperkirakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) hanya mencapai 1,5 juta ton. 

BACA JUGA:Sertifikasi Halal Kunci UMKM Bersaing di Pasar Global

Namun, jumlah tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen hingga akhir tahun.

“Posisi saat ini (stok baras, red) ambil angka besar sekitar 1,35 juta ton akan masuk dari luar negeri 900 ribu," tuturnya.

Disampaikan Bayu, pengadaan dalam negeri optimisnya harus ditambah 200 ribu lagi, sehingga sampai akhir tahun dari sisi pasokan kita punya 2,45 juta sekitar 2,5 juta.

"Penggunaannya untuk bantuan pangan sisa 2 bulan kira-kira 450 ribu, untuk SPHP 4 bulan 500 ribu ton sehingga pemanfaatannya 950 ribu di akhir tahun, stop kita 1,5 juta insyaallah kita usahakan,” terangnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan