Cukup Aku

Kamis 30 May 2024 - 20:47 WIB
Reporter : Rizky Panchanov
Editor : Rizky Panchanov

Amarahku meluap saat itu. Kecewa, dendam, benci, semua menjadi satu. Ingin rasanya menentang semua yang ia ucapkan. Lagi-lagi aku kalah dalam pembelaan. Sebagian guru masih saja mempercayainya dengan alasan yang berbagai macam. Tak masuk akal memang. Namun, itulah yang terjadi padaku.

 

Tangisku pecah saat aku berhadapan dengan wali asuhku. Tak mampu berucap, tak mampu mengeluh. Hanya isakan tangis yang tampak dengan wajah menyerah. Tanpa aku bercerita kepadanya, ia mengetahui apa yang kurasakan. Beliau memeluk erat diriku dan mengatakan. 

 

“Anak Ibu kuat kok. Kebenaran akan selalu menang. Ini hanya permulaan dari ujian yang Allah beri untukmu. Tetap jadi wanita kuat dan ingat perjuangan Ayah, Ibu, Abah, dan orang-orang yang sayang sama kamu. Tetap bertahan, jangan tumbang.” 

 

Kusematkan kata-kata itu dalam pikiran dan lubuk hatiku. Berharap aku mampu melewati semua ini. Masalah demi masalah berdatangan menjumpaiku. Namun, Allah selalu baik kepada hambanya. Dibalik semua masalah yang kuhadapi, kebahagian datang silih berganti. Bahkan kebahagiaan yang kudapat tak sebanding dengan masalah yang kuhadapi.

 

Lagi-lagi aku harus menghadapi masalah serius. Hanya karena masalah sepele, perbedaan pendapat. Aku dipanggil ke ruang kepala sekolah bersama salah satu guru. Karena aku tak sependapat dengan kebijakan kepala skolah, aku dianggap telah membentuk aturan sendiri.

 

Padahal pendapat yang kusampaikan adalah usulan, bukan kepastian yang harus terjadi. Mungkin kami berbeda persepsi, akhirnya menimbulkan konflik. Di ruangan itu aku mati-matian direndahkan, dipojokkan dan lain sebagainya. Rasanya tak sanggup lagi berada di lingkungan ini. 

 

Setelah kejadian itu aku merasa hidupku tak ada guna. Ditengah rasa lelahku, aku teringat dengan kata-kata Abah dan wali asuhku. Bahwa yang kuhadapi saat ini akan berakhir di waktu yang tepat dan kebenaran akan memenangkan perannya.

 

Dua tahun kuhadapi persoalan yang tak baik-baik saja. Lika-liku menghiasi buku harianku. Aku tak pernah menceritakan masalahku dengan siapa pun. Bahkan, orang tuaku sendiri tak tahu. Mereka selalu mendapat kabar baik dan membahagiakan dariku. Mana mungkin aku menceritakan masalahku kepada mereka. Cukup aku yang tahu masalahku karena Allah selalu membantuku. Dua masalah besar dengan cuilan masalah kecil kupendam dalam hati dan kutuangkan ketika malam. Berat memang, tapi aku bangga dengan diriku. 

 

Kategori :

Terkait

Jumat 09 Aug 2024 - 21:35 WIB

Untaian Asa

Jumat 02 Aug 2024 - 21:40 WIB

One of the Standards of Beauty

Jumat 26 Jul 2024 - 22:34 WIB

Beda yang Sama

Jumat 19 Jul 2024 - 22:15 WIB

Irreplaceable

Jumat 12 Jul 2024 - 22:20 WIB

Manusia Pilihan