SUKADANA – Merampungkan konflik agraria menjadi salah satu prioritas calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan. Ketegasan ini terungkap saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu melakukan kunjungan ke Provinsi Lampung, Minggu (14/1).
Anies mengaku selalu menemukan persoalan sama saat menyerap aspirasi warga Lampung. Dia menegaskan tanah-tanah yang disebut milik negara dan sudah diolah warga setempat selama puluhan tahun perlu kejelasan status.
’’Supaya bisa berkegiatan dengan tenang. Dan, ini yang insya Allah akan kami selesaikan,” kata Anies menjawab pertanyaan wartawan usai berdiskusi dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Lampung kemarin.
Anies menilai seyogianya pemerintah jangan mudah memberikan tanah kepada pengusaha-pengusaha besar. Apalagi luasnya hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu hektare. Sementara kepada rakyat kecil yang nyata-nyata menggunakan tanahnya untuk produksi pribadi, pemerintah dalam hal ini terlihat pelit.
BACA JUGA:Usai Firli, Dewas KPK juga Periksa Dua Wakil Ketua KPK
’’Petani-petani memang tidak punya nomor telepon menteri apalagi presiden. Kalau raksasa-raksasa itu bisa ketemu kapan saja. Ini yang mau kita ubah,” katanya.
Anies ingin nantinya negara berpihak kepada yang lemah. Yaitu membesarkan yang kecil tanpa harus memusuhi yang besar. ’’Tanpa harus mengecilkan yang besar. Urusan tanah di banyak tempat termasuk dialami gapoktan, insya Allah akan menjadi prioritas kita,” tutur Anies.
Selain akan memprioritaskan penanganan persoalan lahan, Anies juga bakal mendorong pembangunan jalan non-tol di Provinsi lampung. Dia menyampaikan ide itu saat menghadiri Haul Akbar K.H. Abdul Chalim & K.H. Maksum di Lampung Timur, Minggu (14/1).
’’Di Lampung sempat terkenal karena jalan-jalannya hancur. Kita ingin jalan tol tetap dibangun, tetapi jalan yang non-tol tidak dilupakan,” ujarnya.
BACA JUGA:KPU Klaim Tidak Ada Surat Suara yang Sudah Tercoblos di Yogyakarta
Anies menyebut jalan non-tol sejatinya adalah jalan yang paling sering digunakan masyarakat. Mereka menggunakan jalan tersebut, salah satunya untuk mendistribusikan hasil buminya.
Jika jalan non-tol itu rusak, kata Anies, maka tidak menutup kemungkinan kegiatan perekonomian juga terganggu. ’’Jalan-jalan itu harus dibangun. Insya Allah hasil pertanian bisa sampai kota dengan baik,” jelasnya.
Namun untuk mewujudkan hal itu, Anies menyebut diperlukan kewenangan. Dengan begitu, baru ia bisa membuat kebijakan untuk membangun jalan non-tol di Lampung.
Karena itulah, Anies mengajak para hadirin untuk menentukan pilihannya; apakah mau melanjutkan kondisi yang seperti sekarang atau melakukan perubahan. ’’Insya Allah 14 Februari menjadi hari perubahan bagi Indonesia. Sesudah itu, mudah-mudahan jalan di Lampung bisa dibangun dengan baik,” tandasnya.
BACA JUGA:Besok Anies Baswedan ke Lampung, Kaesang Pangareb Pekan Depan