JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan, penguatan skema penyaluran dan penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) menjadi kunci strategis memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat, khususnya UMKM.
Hingga 15 November 2025, total penyaluran KUR telah mencapai Rp238,7 triliun, atau 83,2% dari plafon KUR 2025 sebesar Rp286,61 triliun.
“Salah satu kunci sukses pemberdayaan dan pelindungan UMKM ada pada penjaminan KUR,” ujar Maman dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (18/11).
Penyaluran KUR tahun ini diberikan kepada lebih dari 4 juta debitur. Dari jumlah tersebut, 1,32 juta debitur graduasi atau 112% dari target 1,17 juta, sedangkan 2,25 juta debitur baru tercapai 96,38% dari target 2,34 juta.
Keberhasilan KUR juga terlihat dari porsi sektor produktif, di mana 60,7% penyaluran KUR masuk ke sektor produksi, angka tertinggi sejak program KUR dijalankan. Tingkat non-performing loan (NPL) penyalur KUR saat ini berada di 2,3%, jauh di bawah batas aman 5%.
“Kita harus mendorong sebanyak-banyaknya UMKM agar bisa mendapatkan akses pembiayaan,” tegas Menteri Maman.
Kementerian UMKM bersama Komite Kebijakan KUR yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto telah menyiapkan skema pengajuan KUR baru yang akan berlaku mulai awal 2026. Skema ini dirancang untuk mempermudah UMKM mengakses pembiayaan tanpa batas maksimal pengajuan.
“Apabila pada 2025 pengajuan KUR untuk sektor perdagangan dibatasi maksimal dua kali dan sektor produksi empat kali, maka pada 2026 pembatasan itu akan dihapus. Tidak ada limitasi berapa kali UMKM mengajukan KUR hingga usahanya benar-benar kuat dan siap. Kami berharap langkah ini dapat membuat UMKM semakin berjaya,” jelas Maman.