BANDARLAMPUNG – SMPN 38 Bandarlampung mulai menerapkan pendekatan deep learning dalam proses belajar-mengajar (PBM). Pendekatan ini sejalan dengan arah kebijakan pendidikan nasional yang menekankan pada pembelajaran bermakna, reflektif, dan menyenangkan.
Kepala SMPN 38 Bandarlampung Maya Trisia Wardani, S.Si., M.M. mengatakan bahwa metode deep learning bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan zaman.
’’Ini bukan kurikulum baru, tapi pendekatan yang menekankan pada pengolahan informasi secara mendalam oleh peserta didik, seperti cara kerja otak manusia dalam mengenali pola, menyimpan memori, hingga mengambil keputusan,” ujar Maya.
Maya menjelaskan bahwa deep learning memiliki tiga pilar utama, yakni mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.
’’Mindful learning berfokus pada pengembangan daya pikir kritis siswa melalui pembelajaran berbasis masalah dan proyek. Meaningful learning memastikan siswa mengalami pembelajaran yang memberi kesan dan makna. Sementara joyful learning membuat siswa aktif secara fisik dan mental, sehingga merasa senang saat belajar,” ujar Maya.
Sebagai bentuk nyata, kata Maya, SMPN 38 Bandarlampung menerapkan pembelajaran melalui diskusi dan kolaborasi, proyek berbasis aplikasi nyata, serta inkuiri dan refleksi mandiri.
’’Guru juga memberikan umpan balik aktif untuk membantu siswa memperdalam pemahamannya. Siswa kami diajak menyusun argumen berdasarkan pemahaman sendiri, mengeksplorasi masalah secara mandiri, lalu merefleksikan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran menjadi tidak hanya fokus pada capaian kognitif, tapi juga pada pengalaman belajar yang bermakna,” tambah Maya.
Menurut Maya, keberhasilan pendekatan ini tidak lepas dari peran guru yang harus kreatif, inovatif, dan terbuka terhadap perubahan. ’’Guru harus mampu menyajikan pembelajaran yang relevan dan kontekstual serta menciptakan suasana kelas yang kondusif dan komunikatif," ungkapnya.