METRO - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Metro menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar. Anggaran tersebut rencananya digunakan untuk budi daya lele di 22 kelurahan di Bumi Sai Wawai.
Kepala DKP3 Kota Metro Heri Wiratno menuturkan rencana pemilihan ikan lele untuk pemberdayaan masyarakat didasarkan pada kajian teknis. Bibit yang digunakan berasal dari unit pembenihan bersertifikat CPIB, dengan ukuran 5-7 sentimeter dan kondisi sehat.
"Karena lele ini kan memiliki siklus panen yang pendek, perawatan juga relatif mudah, dan kebutuhan modal bisa disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Nah untuk pembiayaan, Pemkot akan menyiapkan anggaran Rp50 juta untuk satu kelurahan," katanya.
Dijelaskannya, terdapat empat tujuan utama dari program pengembangan budi daya lele. Diantaranya, untuk dapat memenuhi permintaan pasar lokal yang meningkat. Pengembangan budi daya lele juga dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat yang langsung terlibat.
Kemudian, dapat mendorong pemanfaatan lahan pekarangan supaya dapat lebih produktif. "Lalu, ini juga dapat sebagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting di Kota Metro," ujarnya.
Ia memaparkan, program tersebut rencananya akan dilakukan secara bertahap. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari panen lele serentak di semua kelurahan yang dapat membuat harga jual lele anjlok.
"Target kita ini, dalam empat siklus budidaya setiap kelompok pembudidaya sudah mampu mandiri. Kriterianya itu, kelompok mampu mengembalikan modal awal, dan juga dapat melanjutkan usaha itu tanpa bantuan langsung dari pemerintah," ungkapnya.
Ia mengatakan, dalam rencana, untuk mekanisme pengadaan kebutuhan pokoknya, akan difasilitasi melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa. "Untuk lokasinya, kelurahannya itu sudah mempunyai kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) aktif minimal setahun, terus akses airnya terjamin, dan risiko konflik sosial rendah. Kelompok masyarakat yang terlibat juga, harus sudah berpengalaman budidaya lele minimal satu tahun," tandasnya.(rur/c1/nca)