Daya Tahan Bisnis Bergantung Kemampuan Beradaptasi

Kamis 14 Aug 2025 - 21:18 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

 

Kedua, Bank Rakyat Indonesia (1895). Cikal bakal BRI berawal dari ide Raden Bei Aria Wirjaatmadja yang prihatin melihat guru terjerat rentenir. Mengelola kas masjid Purwokerto sebesar 4.000 gulden, ia menyalurkannya sebagai pinjaman untuk guru, pegawai, dan petani.

 

Pada 16 Desember 1895 berdirilah bank simpan pinjam De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Bank ini berkembang menjadi Algemene Volkscrediet Bank pada 1934, lalu berubah menjadi Syomin Ginko di era Jepang. Setelah kemerdekaan, namanya resmi menjadi Bank Rakyat Indonesia dan menjadi salah satu bank pelat merah terbesar.

 

Ketiga, Unilever Indonesia (1933). Unilever hadir di Indonesia pada 5 Desember 1933 dengan nama Lever Zeepfabrieken NV di Angke, Jakarta Utara. Selama lebih dari 90 tahun, Unilever menghadirkan produk yang menjadi bagian kehidupan masyarakat, seperti Lifebuoy, Rinso, Sunlight, Bango, Royco, dan Dove. Perusahaan ini juga menjadi pelopor inovasi, mulai dari peralihan sabun batang ke sabun cair hingga pengelolaan lingkungan melalui daur ulang plastik dan pengelolaan air hujan. Dengan nilai distribusi ekonomi mencapai puluhan triliun rupiah, Unilever menjadi salah satu FMCG terbesar di Indonesia.

 

Keempat, Kimia Farma (1817). Berdiri pada 1817 sebagai NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co., perusahaan ini didirikan pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan obat modern, khususnya untuk penyakit tropis.

 

Kimia Farma berkembang menjadi jaringan apotek besar di Indonesia. Pada 1958, perusahaan ini dinasionalisasi dan menjadi BUMN. Sejak 2001, Kimia Farma berstatus perusahaan publik dan terus memperluas layanan kesehatan.

 

Kelima, Bank HSBC Indonesia (1884). HSBC hadir di Batavia pada 1884 dipicu oleh pesatnya perdagangan gula. Bank ini menjadi pemberi kredit bagi pengusaha gula dan bertahan melewati berbagai fase sejarah. Kini HSBC Indonesia melayani berbagai segmen nasabah, mulai dari ritel hingga korporasi.

 

Keenam, Pegadaian (1901). Sejak awal berdiri pada 1901, Pegadaian hadir sebagai solusi pembiayaan cepat bagi masyarakat. Selama perjalanannya, Pegadaian mengalami berbagai perubahan bentuk hukum dan kini menjadi BUMN yang menyediakan layanan gadai, pembiayaan, hingga tabungan emas. Perannya tetap vital di tengah perubahan industri keuangan.

 

Ketujuh, Semen Padang (1910). NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij didirikan pada 18 Maret 1910 di Sumatera Barat sebagai pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Dua tahun setelah beroperasi, perusahaan sudah meraih keuntungan besar. Setelah dinasionalisasi pada 1957, namanya menjadi Semen Padang. Produknya digunakan untuk membangun berbagai landmark nasional, termasuk Monas dan Jembatan Semanggi.

Tags :
Kategori :

Terkait