Keempat, Event Global Berbasis Budaya: IP Indonesia Mendunia. Dimana, Kementerian Pariwisata juga mengembangkan event bertaraf internasional dengan mengangkat Intellectual Property (IP) lokal. Mulai dari festival budaya, pertunjukan seni, hingga olahraga tradisional akan dikemas secara profesional agar mampu bersaing di tingkat global.
Dengan pendekatan ini, Indonesia tak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga panggung dunia untuk berbagai peristiwa budaya ikonik.
Kelima, Pengembangan Desa Wisata: Komunitas Jadi Penggerak. Desa wisata menjadi pilar penting dalam membangun pariwisata berkelanjutan dan berbasis komunitas. Hingga akhir 2024, tercatat lebih dari 6.000 desa wisata tersebar di seluruh Indonesia. Tahun 2025, program ini akan dipercepat melalui pelatihan, pendampingan, dan promosi berskala nasional maupun internasional.
BACA JUGA: Sektor Hulu Industri Tekstil Bisa Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%
“Ketika desa tumbuh sebagai destinasi, maka masyarakat menjadi pelaku utama. Ini bukan hanya wisata, tapi gerakan ekonomi dari bawah,” ujar Widiyanti.
Dengan kelima program unggulan tersebut, pemerintah berharap pariwisata tidak hanya bangkit pasca-pandemi, tetapi juga bertransformasi menjadi sektor unggulan penggerak ekonomi nasional.
“Kami juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri, pemerintah daerah, hingga komunitas lokal untuk bersinergi menyukseskan agenda 2025. Dunia terus berubah, dan Indonesia harus siap. Transformasi ini hanya bisa berhasil jika semua pihak bergerak bersama,” tutup Menteri Widiyanti. (net/c1/yud)