TIONGKOK - Pemerintah Provinsi Lampung kembali mengambil langkah strategis dalam mendorong transformasi sektor pertanian melalui kerja sama internasional.
Pada Senin (26/5), Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menghadiri forum bisnis di Provinsi Shandong, Tiongkok. Forum tersebut mempertemukan lebih dari 30 perusahaan besar, termasuk raksasa energi dan agrikultur asal Tiongkok, Pauli Shandong Taiyuan Energy Co., Ltd.
Kehadiran Gubernur Mirza dalam forum ini menjadi penanda keseriusan Pemerintah Provinsi Lampung dalam menjalin kemitraan global guna memperkuat fondasi pertanian berbasis teknologi.
Salah satu momentum penting dalam forum tersebut adalah penandatanganan letter of intent (LoI) antara Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung Ary Meizari dan CEO Pauli Group.
BACA JUGA:Bocah 12 Tahun Tewas Mengambang
Penandatanganan ini menjadi langkah awal bagi rencana investasi di sektor pertanian modern atau smart farming, yang kelak bisa berkembang ke sektor pariwisata dan kawasan industri.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, menyebut kerja sama ini sebagai tindak lanjut konkret dari kunjungan Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok untuk wilayah Sumatera, Zhang Min, ke Lampung pada 19 Mei lalu.
“Teknologi dari Pauli Group diproyeksikan mampu meningkatkan produktivitas pertanian hingga 30 persen, khususnya pada komoditas unggulan seperti padi, jagung, dan hortikultura. Ini akan mengubah wajah pertanian Lampung secara fundamental,” ujar Elvira.
Elvira menjelaskan, Shandong merupakan salah satu provinsi ekonomi terkuat di Tiongkok. Terletak di pesisir timur, provinsi ini dikenal sebagai produsen sayuran terbesar di Tiongkok dan basis penting untuk pengembangan pertanian modern.
Shandong juga memiliki sektor industri yang sangat berkembang, mulai dari manufaktur ringan dan berat, industri makanan, petrokimia, hingga teknologi tinggi.
Ia menambahkan, implementasi investasi akan dilakukan melalui skema kemitraan langsung dengan petani lokal. Langkah ini tidak hanya memastikan transfer teknologi, tetapi juga akan mendorong penguatan kapasitas produksi petani, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian secara menyeluruh.
“Berkolaborasi dengan Shandong berarti belajar langsung dari pusat teknologi pertanian Tiongkok. Ini mempercepat transformasi Lampung dalam menghadapi tantangan masa depan,” lanjut Elvira.
Menurutnya, Lampung sendiri menjadi provinsi pertama di Sumatera yang secara resmi melakukan kunjungan kerja ke Shandong. Hal ini dipandang sebagai langkah proaktif dalam memperluas akses ke pasar global, mendatangkan investasi asing, dan membuka jalur kerja sama ekonomi lintas negara.
Sementara, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dalam kesempatan menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan arah kebijakan Pemprov Lampung yang selama ini fokus pada hilirisasi dan modernisasi sektor pertanian.
Upaya ini sebelumnya telah dimulai dengan pembangunan silo dan fasilitas pengering gabah (dryer) di sejumlah sentra produksi.