Solusi Hijau dari Abu Hitam

Jumat 25 Apr 2025 - 20:09 WIB
Editor : Yuda Pranata

Penelitian lain menunjukkan bahwa biochar dapat meningkatkan retensi air dan hara dalam tanah serta mampu meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman.

Selain itu, penggunaan biochar juga berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Ketika biomassa dikonversi menjadi biochar dan ditanam ke dalam tanah, karbon yang terkandung di dalamnya tidak akan kembali ke atmosfer dalam bentuk CO₂.

Dengan kata lain, biochar berfungsi sebagai penyimpan karbon jangka panjang, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa aplikasi biochar dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari tanah, seperti metana dan dinitrogen oksida.

BACA JUGA:Ratusan Burung Langka Gagal Diselundupkan

Dengan segala potensinya, biochar memiliki peran penting dalam strategi menuju swasembada pangan nasional. Di banyak daerah, terutama pada lahan-lahan marginal dan suboptimal, penerapan biochar terbukti mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan.

Tanaman seperti padi, jagung, sayuran, hingga kopi merespons positif kehadiran biochar dalam tanah. Hasil uji coba menunjukkan peningkatan produksi antara 10 hingga 30 persen, tergantung pada jenis tanah dan metode aplikasinya. Ini berarti, tanpa membuka lahan baru, kita dapat meningkatkan produktivitas hanya dengan memperbaiki kualitas tanah yang sudah ada.

Di sisi lain, penggunaan biochar juga mendorong munculnya ekonomi sirkular di tingkat desa. Petani tidak lagi membakar limbah sembarangan, melainkan mengolahnya menjadi produk yang berguna. Bahkan, dengan pendekatan yang tepat, biochar dapat menjadi komoditas tambahan yang bernilai ekonomi. Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal, dan kemandirian petani dalam mengelola lahannya secara berkelanjutan.

Tentu saja, tantangan tetap ada. Masih banyak petani yang belum mengetahui apa itu biochar dan bagaimana cara membuat serta mengaplikasikannya. Akses terhadap pelatihan, alat sederhana, dan pendampingan teknis menjadi kunci agar teknologi ini bisa meluas dan berdampak nyata.

Di sinilah peran pemerintah, akademisi, LSM, dan swasta perlu bersinergi. Program pelatihan biochar berbasis desa bisa menjadi langkah awal yang strategis untuk menyebarluaskan pengetahuan ini secara praktis dan kontekstual.

Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada petani mengenai manfaat serta cara pembuatan biochar. Selain itu, adanya insentif bagi petani yang menerapkan teknologi ini dapat menjadi pendorong besar dalam memperluas adopsi biochar.

Kampanye nasional yang melibatkan akademisi, lembaga riset, dan komunitas pertanian juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi biochar dalam mendukung swasembada pangan.

Tidak kalah pentingnya, sektor swasta juga dapat dilibatkan dalam pengembangan teknologi pembuatan biochar yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam menyediakan akses terhadap teknologi dan pasar untuk biochar dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi petani.

Dengan demikian, biochar tidak hanya menjadi solusi ekologis tetapi juga menjadi bagian dari ekonomi sirkular yang menguntungkan semua pihak.

Artikel ini menyoroti bahwa untuk mencapai swasembada pangan, perbaikan kualitas lahan adalah langkah kunci. Di tengah melimpahnya limbah biomassa yang selama ini tidak dimanfaatkan dengan optimal, biochar menawarkan jalan keluar yang efisien dan berkelanjutan. 

Dari segi teknologi hingga manfaat lingkungan, solusi hijau ini memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dari strategi pangan nasional. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, petani, dan masyarakat, impian swasembada pangan Indonesia bukan lagi sekadar angan-angan, melainkan sebuah kenyataan yang dapat diwujudkan.

 

Tags :
Kategori :

Terkait