Cita Global Siap Olah Limbah Jadi Listrik, 8,1 Hektare Lahan Disiapkan
BANDARLAMPUNG – Provinsi Lampung kembali menjadi incaran investor asing untuk mengembangkan usahanya.
Kali ini perusahaan energi terbarukan asal Malaysia, Cita Global, menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik dan memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber energi bersih.
Minat tersebut disampaikan langsung dalam pertemuan antara jajaran direksi Cita Global dengan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Rabu (16/4), di ruang kerja gubernur.
BACA JUGA:Ekspor-Impor Lampung Februari 2025 Naik Tajam, Neraca Dagang Surplus US$234 Juta
“Proyek ini sejalan dengan visi kami untuk mendorong pengembangan energi hijau sekaligus menjawab tantangan pengelolaan sampah yang makin kompleks,” ujar Gubernur Mirza usai pertemuan.
Dalam kesempatan itu, Cita Global juga menyerahkan Letter of Intent (LoI) yang telah ditandatangani langsung oleh dewan direksi mereka di Kuala Lumpur, sebagai bukti komitmen dalam melanjutkan kerja sama investasi ini.
Proyek ini, dirancang untuk memanfaatkan teknologi waste-to-energy, yang akan mengolah sampah dan limbah pertanian menjadi listrik.
Sebagai langkah awal, perusahaan menyiapkan lahan seluas 8,1 hektare, dengan estimasi kapasitas 2 megawatt per hektare.
“Cita Global berencana menggandeng mitra lokal, baik dari sektor industri maupun komunitas energi, untuk memastikan proyek ini memberikan dampak langsung bagi masyarakat,” terang perwakilan perusahaan.
Salah satu tantangan yang dihadapi yakni skema pembelian listrik. Oleh karena itu, Cita Global juga membuka opsi kerja sama dengan sektor industri sebagai off-taker listrik, di luar skema konvensional PT PLN.
Sementara, Mirza menegaskan bahwa proyek ini diharapkan tidak hanya mendukung pengelolaan lingkungan dan pengurangan sampah, tetapi juga memberikan efek berganda terhadap ekonomi daerah, terutama dari sisi investasi dan pembukaan lapangan kerja.
“Lampung saat ini fokus mendorong hilirisasi di tingkat desa. Investasi seperti ini harus cocok dengan kondisi lokal dan tidak boleh merugikan masyarakat. Tujuan kita jelas, yakni nilai tambah, daya saing, dan kemandirian,” tegasnya.
Menurutnya, studi kelayakan proyek ditargetkan dapat dimulai dalam waktu dekat, dengan dukungan penuh dari Pemprov Lampung agar proses perizinan dan persiapan teknis berjalan lancar.
"Kalau berhasil, proyek ini akan menjadi pionir pengembangan energi terbarukan skala menengah yang berbasis pada pengolahan sampah di Pulau Sumatra," pungkasnya. (PIP/yud)