JAKARTA - Minyak goreng bekas atau jelantah sering dianggap sebagai limbah yang tak bernilai. Padahal jika dikelola dengan baik, jelantah dapat diolah menjadi bahan baku biofuel yang lebih ramah lingkungan.
Menyadari potensi ini, Chandra Asri Group menghadirkan program MINYAKU (Manajemen Pengumpulan Minyak Jelantah untuk Lingkungan), sebuah inisiatif yang mengajak masyarakat untuk mengelola limbah rumah tangga dengan lebih bijak sekaligus berkontribusi pada ekonomi sirkular.
Berdasarkan data Katadata Insight Center (2020), sektor rumah tangga di Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta liter jelantah per tahun. Jika dibuang sembarangan, jelantah dapat mencemari lingkungan dan menyumbat saluran air.
Lebih buruk lagi, penggunaan ulang jelantah yang tidak terkontrol berisiko membahayakan kesehatan. Program MINYAKU hadir sebagai solusi, memastikan minyak jelantah dikumpulkan dan didaur ulang secara aman serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri Group, Nicko Setyabudi, menekankan bahwa MINYAKU adalah langkah konkret dalam mengembangkan ekonomi sirkular.
"Perusahaan senantiasa mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam rantai ekonomi sirkular sekaligus mencegah kerusakan lingkungan dan mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan dari hasil daur ulang jelantah," ujarnya kepada wartawan, Kamis (20/3).
"Inisiatif ini menjadi kontribusi nyata kami dalam menciptakan gaya hidup berkelanjutan dan lingkungan yang lebih sehat," sambung Nicko.
Untuk memastikan minyak jelantah yang dikumpulkan dikelola dengan standar yang tepat, Chandra Asri Group menggandeng TUKR, perusahaan bersertifikasi yang bergerak di bidang pengelolaan minyak jelantah.