Unila dan Tim Ahli Cari Solusi Atasi Banjir di Bandarlampung

Minggu 19 Jan 2025 - 21:33 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Yuda Pranata

BANDARLAMPUNG - Hujan deras yang mengguyur wilayah Lampung pada Jumat (17/1) mengakibatkan banjir besar di beberapa daerah, termasuk Bandarlampung.

Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Lusmeilia Afriani merespons hal tersebut dan memerintahkan tim dari Fakultas Teknik, khususnya peer group Hidroteknik Teknik Sipil, membantu mengatasi dampak banjir dan mencari solusi jangka panjang di Kota Tapis Berseri.

’’Benar, jadi hari ini saya minta tim dari Teknik Sipil terdiri dari mahasiswa dan dosen untuk turun ke lapangan, mewawancarai dan menganalisis semua data yang ada. Nanti hasilnya kami bahas dalam rapat bersama pada Senin untuk memberikan masukan kepada Wali Kota Bandarlampung," katanya, Sabtu (18/1), di GSG Unila.

BACA JUGA:14.160 Rumah Terdampak Banjir di Bandarlampung

Menurutnya, sudah seharusnya Unila turun dan mengabdikan hal tersebut untuk masyarakat guna mencari solusi. "Sebenarnya (tindakan, Red) beberapa waktu itu sudah bagus. Tetapi kemarin itu kenapa hujan tiba-tiba banjirnya besar dan ini kita lakukan supaya tidak terjadi lagi banjirnya," ujarnya.

Selain membantu masyarakat terdampak, Unila juga mendata mahasiswa yang terkena dampak banjir untuk diberikan bantuan. "Kami juga sudah berdiskusi dengan jajaran pimpinan untuk memastikan bantuan ini sampai kepada mahasiswa maupun masyarakat sekitar yang membutuhkan," tambah Prof. Lusmeilia yang juga alumnus prodi teknik sipil ini.

Ditambahkan Dr. Ahmad Herison, S.T., M.T., Kepala Program Studi S-2 Teknik Sipil Unila, menambahkan, banjir ini disebabkan berbagai faktor, seperti curah hujan yang tinggi, sedimentasi, sampah yang menumpuk, tata guna lahan yang kurang baik, serta kapasitas drainase dan sungai yang tidak memadai. Dirinya menekankan perlunya penataan yang terintegrasi untuk mengatasi masalah ini.

"Dalam jangka pendek, solusi yang dapat dilakukan meliputi, normalisasi drainase dan sungai, membersihkan dan memperbaiki drainase serta sungai untuk memperlancar aliran air, pembangunan tanggul, melindungi kawasan pemukiman dari ancaman banjir, penggunaan pompa dan bak penampungan, mengurangi genangan air melalui sistem pompa dan bak penampungan air hujan," jelasnya.

Untuk solusi jangka panjang, perlu direncanakan pembangunan kanal banjir, membuat kanal banjir di area seperti Way Lunik dan Kota Karang untuk mengalirkan air langsung ke hilir, rehabilitasi DAS dan tata guna lahan, menjaga daerah aliran sungai dan tata guna lahan yang berkelanjutan, pengembangan sistem peringatan dini, memberikan peringatan kepada masyarakat sebelum banjir terjadi.

Ahmad juga menerangkan, Unila turut mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya mitigasi banjir, termasuk melalui edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan drainase dari sampah serta penghijauan kawasan rawan banjir. "Kerja sama masyarakat dan penerapan teknologi, seperti sistem pemantauan banjir, sangat penting untuk mengurangi dampak banjir ke depannya," pungkasnya.

Sementara, Ir. Arif Rohman, S.T., M.T. Dosen Teknik Geomatika (Peneliti Banjir) sekaligus Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Itera menyoroti banjir yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Lampung, dan sebagian wilayah Kota Bandar Lampung, pada Jumat, 17 dan  Sabtu 18 Januari 2025.

Dosen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang juga peneliti banjir, Ir. Arif Rohman, S.T.,M.T., menyebut banjir di daerah perkotaan pasti datang, akan tetapi banjir bisa dikendalikan. 

Arif Rohman  menyampaikan, hampir setiap tahun, masyarakat acap kali menghadapi fenomena yang berulang: hujan deras turun, sungai meluap, dan berbagai kawasan perkotaan kembali terendam. Banjir seolah menjadi rutinitas tahunan yang tak terhindarkan.

"Namun yang sering dilupakan adalah bahwa banjir bukan hanya peristiwa alam, tetapi juga hasil dari interaksi manusia dengan lingkungan. Manusia bertanggung jawab atas perubahan lingkungan yang dapat memperparah banjir, dan oleh karena itu, kita harus berupaya mengelolanya secara lebih bijak," katanya, Minggu, 19 Januari 2025.

Menurutnya, Banjir adalah bagian dari siklus hidrologi yang alami. Ketika curah hujan tinggi, air yang turun akan mencari jalannya sendiri, terutama ke daerah yang secara alami merupakan dataran banjir. Namun, urbanisasi yang pesat membuat air kehilangan tempat resapannya, sehingga aliran permukaan meningkat drastis dan menyebabkan genangan.

Tags :
Kategori :

Terkait