Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar juga minta tambahan bansos Rp 100 triliun untuk tahun 2025.
Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait juga sudah meminta tambahan jumbo. Menteri yang dikenal dekat dengan para taipan seperti Aguan (PIK), Franky Wijaya (Sinar Mas), dan Prajogo Pangestu (Barito Pasifik) itu meminta tambahan Rp 48 triliun.
Budi Arie ikut-ikutan teriak minta kenaikan anggaran. Menteri koperasi yang juga ketua relawan Jokowi (Projo) tersebut ingin ditambah Rp 2,1 triliun.
Menko Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra juga mengeluh dengan anggaran yang dipegangnya, yakni Rp 9 miliar. Ia ingin tambahan Rp 325 miliar.
Meminjam istilah seorang ustad kondang, ”Dari mana uangnya???”.
Di sisi lain, Presiden Prabowo sudah merasakan jepitan anggaran yang terbatas. Bahkan, kini sedang giat-giatnya kampanye hemat. Program makan bergizi yang menjadi andalan saat kampanye sudah ditekan. Semula dianggarkan Rp 15 ribu per siswa, kini diputuskan hanya Rp 10 ribu.
Selain dengan efisiensi dan menekan korupsi, agar APBN tetap sehat, pemerintah harus kreatif mendapat pendapatan sebesar-besarnya. Harus pandai mencari sumber fulus yang baru.
Mencari sumber dana, paling tidak ada dua cara: cara kerja keras dan cara mudah.
Pertama cara yang butuh kerja keras. Cara itu perlu kepintaran. Pun, strategi. Yang masuk kategori itu adalah menarik investasi dan meningkatkan jumlah wisatawan.
Oleh-oleh kunjungan luar negeri pertama Prabowo, ada janji investasi Rp 294 triliun. Itu sebatas janji, belum realisasi. Kalaupun terwujud, itu tak mungkin semua tahun ini.
BACA JUGA:Pj. Bupati Tubaba M. Firsada Terima Kunjungan Tim PHTC Kementerian Kesehatan RI
Untuk sektor pariwisata, kunjungan turis ke Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Di ASEAN, negara yang punya alam indah dan berbagai budaya itu hanya menempati peringkat ke-5. Mengutip CNN Indonesia, selama Januari–Juni 2024, Thailand dikunjungi 17,5 juta turis asing, Malaysia (11,8 juta), Vietnam (8,8 juta), dan Singapura (8,24 juta). Indonesia? Hanya 6,4 juta turis.
Artinya, masih ada peluang besar untuk menambah turis. Mengapa Thailand dan Malaysia bisa, kita tidak. Butuh kerja keras. Kita butuh turis asing sebanyaknya karena akan langsung menggerakkan ekonomi.
Terus, bagaimana cara mudah mendapat sumber dana? Tambah utang dan menambah pajak.
Peninggalan era Jokowi, utang negara mencapai Rp 8.502 triliun. Yang harus dibayar Prabowo pada 2025, pokok plus bunga sekitar Rp 1.300 triliun. Itulah yang membuat APBN teramputasi. Dan, tambahan utang akan terus berlanjut.
Pemerintah juga sudah menyiapkan tambahan pajak baru pada 2025. Itu adalah cara sangat mudah bagi negara untuk memperoleh pendapatan. Begitu tanggal 1 Januari 2025, pajak pertambahan nilai (PPN) naik dari 11 ke 12 persen. Jumlah tertinggi di antara negara Asia Tenggara.