Cegah Narapidana Terjangkit DBD, Lapas Waykanan Fogging Kamar Sel
FOGGING: Lapas Kelas IIB Waykanan menggelar fogging di blok hunian narapidana. -FOTO IST -
BLAMBANGANUMPU- Upaya pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Waykanan terus dilakukan oleh berbagai pihak.
Salah satunya Lapas Kelas IIB Waykanan yang turut melakukan fogging atau pengasapan di blok sel narapidana.
Sebelumnya, Polres Waykanan memerintahkan seluruh polsek untuk melakukan fogging di kampung-kampung untuk membantu masyarakat memberantas sarang nyamuk , kini giliran Lapas Kelas IIB Waykanan yang melakukan hal yang.
Lapas menggandeng Dinas Kesehatan Waykanan melaksanakan fogging pada area Lapas kelas IIB Waykanan.
BACA JUGA:BNPB Cek Lapangan Penyebab Banjir di Mesuji
“Kita tau sekarang DBD sudah merebak dimana-mana, dan itu menjadi hal yang sangat berbahaya bila sampai ada warga binaan (narapidana) di Lapas kelas II B Waykanan ini yang terjangkit. Untuk itulah kita melakukan fogging bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, sebahgai bentuk upaya pencegahan,” tutur Syarpani Kalapas Kelas IIB Waykanan.
Masih menurut Syarpani fogging dilakukan sebagai langkah pencegahan berkembangnya vektor nyamuk DBD dengan teknik pengasapan, untuk membunuh nyamuk dan memutus rantai penularan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
“Fogging ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Lapas dan Rutan se- Lampung sebagai langkah pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah. Pelaksanaanya dilakukan pada seluruh area Lapas meliputi blok hunian, gedung kantor, tempat ibadah, dapur Lapas dan poliklinik,” kata Syarpani.
BACA JUGA:Kasus DBD Lampura Tembus 798 Masyarakat Minta Dilakukan Fogging
“Kegiatan ini wujud sinergi dengan instansi terkait, khususnya Dinas Kesehatan Waykanan untuk mewujudkan pemasyarakatan sehat. Saya juga selalu menyampaikan kepada tenaga medis Lapas agar tidak henti-hentinya melakukan edukasi dan sosialisasi kepada warga binaan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” Imbuhnya.
Diterangkan, dari 15 kecamatan yang ada di Waykanan, hampir semua kecamatan saat ini menjadi endemi DBD, terutama di kecamatan yang secara kontinyu berhubungan dengan masyarakat luar Waykanan, hal itu didukung pula dengan letak Waykanan yang dibelah oleh Jalan Lintas Tengah Sumatera.(*)