Rumah Hancur Dihajar Truk, Empat Anak Yatim Piatu Terpaksa Tinggal di Kandang Ayam

Rumah Hengki dan adik-adiknya hancur akibat ditabrak truk pengangkut material.-Foto Ist-

BLAMBANGAN UMPU, RADAR LAMPUNG – Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Peribahasa ini sepertinya cocok untuk menggambarkan kondisi yang dialami Hengky Aprino (24) dan ketiga adiknya.

Warga Jalan Veteran Tembusan Kediri 3 Kampung Bhakti Negara, Kecamatan Baradatu ini terpaksa harus tidur di kandang ayam milik tetangganya. Ini setelah empat hari lalu, tepatnya pada 26 Maret 2024 sore, rumah peninggalan orang tua Hengky rusak parah ditabrak oleh truk pengangkut material bangunan untuk pembangunan di kampung setempat. 

Truk pengangkut material proyek pembangunan menggunakan dana desa tersebut, tiba-tiba mati mesin. Truk nahas itu lantas mundur dan tanpa dapat dicegah menghajar rumah Hengky dan adik-adiknya.

Mirisnya, sang Kepala Kampung Abadi Ginting terkesan lepas tangan saat dimintai bantuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pihak desa hanya bersedia membantu semen 10 sak saja yang notabene tidak akan cukup untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Padahal, sebagai anak yatim piatu, Senin (1 April 2024) malam, Hengky akan menggelar peringatan 40 hari meninggalnya sang ayah. 

“Saya sebenarnya bingung pak mau ngadu kemana. Kepala kampung saya saja saat saya temui seakan enggan menyelesaikan. Ia hanya bilang bicara aja dengan sopirnya. Besoknya datang lagi dan menyatakan siap membantu 10 sak semen,” ujar Hengky yang sampai sekarang masih menumpang tidur di kandang ayam tetangga yang belum terpakai.

Karena kepala kampung terkesan lepas tangan, Hengky akhirnya menemui Anggota DPRD Way Kanan terpilih Holid Hasbaba. Hengky difasilitasi bertemu dengan sopir truk warga Bumi Ratu Kecamatan Umpu Semenguk guna mencari solusi permasalahan ini. 

Beruntung, sopir tersebut siap mengganti semua barang rusak akibat insiden tersebut. Diketahui, selain rumah, ada sejumlah barang yang ikut rusak di antaranya, 1 unit sepeda motor Mio, 1 unit TV, meja, kursi, lemari dan isinya. Jika dikalkulasi nilainya mencapai puluhan juta Rupiah.

“Sopir itu siap mengganti semua barang-barang saya setelah rumahnya jadi lagi. Tetapi untuk bangun rumah itu, dia minta kami bayar tukang separuh-separuh karena tidak ada uang,” keluh Hengky. 

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Way Kanan Hi. Romli mendesak Kepala Kampung Bahkti Negara untuk ikut bertanggung jawab dan tidak lepas tangan begitu saja. “Mestinya kepala kampung yang proaktif mengurus masalah itu agar sopir truk itu bertanggung jawab. Aneh juga kalau Kakam-nya malah lepas tangan. Ada apa? Itu kan warganya,” sesal Hi. Romli.

Sayang, Abadi Ginting selaku Kepala kampung Bhakti Negara Baradatu belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi, panggilan telepon tidak mendapat respons sama sekali. (*)

 

Tag
Share