Virus Polio Tipe 2 Sudah Berkeliaran, Kemenkes Siapkan Sub PIN Kedua
Ilustrasi vaksin polio. -FOTO PIXABAY-
JAKARTA – Kasus polio kian mengkhawatirkan. Temuan kasus polio di Madura dan Klaten membuat pemerintah semakin aktif bergerak.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah akan melaksanakan imunisasi tambahan melalui Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio (Sub PIN Polio).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menggelar surveilans di daerah sekitar temuan kasus. Hasilnya, terdapat sembilan anak sehat yang terjangkit virus polio.
BACA JUGA:KPK Gelar OTT di Sidoarjo, Amankan Penyelenggara Negara
Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rondonuwu mengatakan pihaknya langsung melaksanakan investigasi setelah mendapati anak yang lumpuh layu dan positif polio.
Sasarannya adalah anak sehat yang berada di sekitar pasien. ”Kami periksa laboratorium. Dari sampel 30 anak, sembilan positif virus (polio),” ujarnya.
Meski demikian, kata dia, sembilan anak itu tidak bergejala. Kondisi ini, lanjut Maxi, menandakan bahwa virus polio sudah bersirkulasi.
“Jenis virus polionya sama, yakni tipe 2. Namun, karena tidak mempunyai gejala, maka tidak dikatakan kasus polio,” ucapnya.
BACA JUGA:Kemenag RI Kumpulkan Mudir Ma’had Aly Se-Indonesia, Bahas Apa?
Pada 15 Januari lalu, Sub PIN Polio pertama dimulai selama sepekan. Vaksin polio yang digunakan adalah novel oral polio vaccine type 2 (nOPV2). Program ini menyasar 8,4 juta anak usia 0-7 tahun.
Namun pada akhir Sub PIN polio pertama, hanya 97 persen yang mendapat vaksin tersebut. Kemudian, Kemenkes memperpanjang program ini sepekan lagi. Setiap dinas kesehatan diminta menyisir siapa saja yang belum mendapat vaksin.
Program Sub PIN Polio ini merupakan rekomendasi dari Komite Imunisasi Nasional. Setelah Sub PIN pertama, Sub PIN kedua dilaksanakan pada 19 Februari mendatang.
Temuan kasus polio ini merupakan salah satu dampak dari imunisasi yang kendur. Maxi mengakui, pada 2020–2021 atau saat pandemi Covid-19, cakupan vaksin polio melalui oral (OPV) memang rendah. ”Yang vaksin suntik atau IPV ini setiap tahun juga rendah,” ujarnya. Untuk itu, dia meminta agar vaksinasi rutin diberikan kepada anak sesuai dengan tahapan usianya. (jpc/net/c1/fik)