Bawaslu Header

Rekapitulasi Pilkada di Papua Tertunda, KPU Sebut Ada Petugas TPS yang Disekap

MASALAH KEAMANAN: Proses rekapitulasi Pilkada 2024 di Papua terkendala masalah keamanan, dengan laporan penyekapan petugas TPS. KPU terus berkoordinasi dengan TNI dan Bawaslu untuk mengatasi masalah ini. -FOTO DISWAY -

JAKARTA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Mochammad Afifudin melaporkan bahwa rekapitulasi Pilkada 2024 telah mencapai 98,72 persen. Namun ada beberapa wilayah, terutama di Papua, yang proses rekapitulasi suaranya belum selesai.

’’Progres rekap Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tingkat kecamatan sudah mencapai 98,72 persen, dengan 7.107 kecamatan dari 7.199 kecamatan yang telah menyelesaikan rekap,” ungkap Afif dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/12).

Meski demikian, ia menjelaskan bahwa rekapitulasi di Papua mengalami hambatan serius karena masalah keamanan dan konflik lokal yang terjadi di daerah tersebut.

Afif juga mengungkapkan adanya insiden penyekapan terhadap petugas KPU di Papua yang menghambat kelancaran proses rekapitulasi. 

“Ada berita mengenai petugas yang disekap, dan ini terjadi di beberapa daerah yang memiliki tantangan keamanan yang signifikan,” katanya.

Ia menegaskan bahwa KPU tengah berupaya meminimalkan potensi konflik lebih lanjut, dan terus berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk TNI, Bawaslu, serta saksi dari masing-masing paslon. KPU juga terus mengupayakan agar situasi tidak semakin memburuk.

“Penting bagi KPU untuk berkomunikasi dengan semua pihak agar tidak terjadi kekerasan dalam proses rekapitulasi,” tambahnya.

Afif membuka kemungkinan untuk memindahkan proses rekapitulasi suara ke daerah yang lebih aman jika kondisi di Papua tetap tidak kondusif. “Jika situasi di daerah tersebut tidak memungkinkan, kami akan mengusulkan untuk memindahkan proses rekapitulasi ke tempat yang lebih aman, dengan koordinasi bersama kepolisian, TNI, Bawaslu, dan saksi,” ungkapnya.

Dengan adanya peristiwa ini, KPU berharap dapat menyelesaikan rekapitulasi dengan aman dan menghindari gangguan lebih lanjut dalam proses pemilihan di Papua. 

Sebelumnya, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Bima, Nusa Tenggara Barat, Aswadin dibacok oleh orang tidak dikenal (OTK) saat bertugas di TPS 02 Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Peristiwa yang menggegerkan ini membuat proses pemungutan suara di lokasi tersebut terhenti sementara karena situasi yang tidak kondusif.

’’Saat kejadian pembacokan, proses pemungutan suara dihentikan sementara,” ujar Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Bima, Rizal Mukhlis.

Rizal menjelaskan bahwa pemungutan suara dimulai dengan lancar pada pukul 07.00 Wita. Namun, situasi berubah mencekam pada pukul 08.30 Wita ketika Aswadin dibacok oleh pelaku yang datang tiba-tiba. Hingga kini, identitas pelaku masih belum diketahui.

Setelah kejadian tersebut, korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Sementara itu, kasus pembacokan ini telah ditangani oleh Polsek Woha.

Proses pemungutan suara di TPS 02 Desa Waduwani akhirnya dapat dilanjutkan kembali pada pukul 09.10 Wita setelah situasi mulai kondusif.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan