Setiap Tahun, Masyarakat Kelas Menengah Turun Kelas
Ilustrasi masyarakat kelas menengah di Indonesia turun kelas-Beritasatu Photo/Joanito De Saojoao-
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia pada tahun 2024 turun menjadi 47,85 juta jiwa.
Masyarakat kelas menengah tersebut turun kelas menjadi masyarakat masuk kategori menuju kelas menengah.
Kelompok kelas menengah mencakup masyarakat dengan pengeluaran berkisar Rp 2.040.262 sampai Rp 9.909.844 per kapita per bulan pada 2024.
Jumlah itu ditentukan oleh standar Bank Dunia soal kelas menengah dengan perhitungan 3,5-17 kali garis kemiskinan suatu negara.
Standar tingkat pengeluaran kelas menengah meningkat dari 2019, yakni pada rentang Rp1.488.375 hingga mencapai Rp7.229.250.
Sedangkan kelompok menuju kelas menengah merupakan masyarakat yang memiliki pengeluaran 1,5-3,5 kali garis kemiskinan, yaitu pada rentang Rp 874.398 hingga Rp 2.040.262 pada 2024, dan Rp 637.875 hingga Rp 1.488.375 pada 2019.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, jumlah masyarakat kelas menengah tahun 2024 ini menurun drastis jika dibandingkan dengan jumlah kelas menengah pada tahun 2023, yang berjumlah mencapai 48,27 juta jiwa.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk kelas menengah terus turun. Jika pada 2019 masih sebanyak 57,33 juta orang, pada 2021 menjadi 53,83 juta dan pada 2022 turun lagi menjadi 49,51 juta.
BACA JUGA:Lahan Perkebunan Karet Dekat Pemukiman di Menggala Tulangbawang Terbakar
Masyarakat kelas menengah banyak yang turun menjadi kelompok menuju kelas menengah, sehingga jumlahnya naik dari 136,92 juta pada 2023 menjadi 137,50 juta pada tahun 2024.
Sedangkan jumlah penduduk kelas atas mengalami penurunan dari 1,26 juta di 2023 menjadi 1,07 juta pada 2024.
Kata Amalia, jumlah masyarakat menuju kelas menengah atau aspiring middle-class memang mendominasi sejak tahun 2023 lalu.
Menurut Amalia, hal ini menunjukkan adanya penurunan pengeluaran pada masyarakat kelas menengah.