BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga Acuan
DIPERTAHANKAN: Ekonom memprediksi BI masih mempertahankan suku bunga acuan-FOTO ILUSTRASI UTHAN A RACHIM/BERITASATU -
JAKARTA - Kalangan ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen dalam rapat Dewan Gubernur pada 19–20 Agustus 2024.
Hal tersebut mengacu pada kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed dan kondisi perekonomian RI. ’’Kami memperkirakan BI tidak buru-buru mengambil keputusan penurunan suku bunga,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi, Selasa (20/8).
Kondisi pasar keuangan global kata Josua sudah membaik akibat sentimen risk-on yang didorong oleh meningkatnya potensi penurunan suku bunga The Fed dan inflasi domestik yang stabil, yang membuka ruang untuk penurunan suku bunga acuan.
Bank Indonesia kata Josua masih akan mempertimbangkan ketidakpastian global, terutama terkait kondisi geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan masih berjalan melambat.
Kondisi perekonomian global, terutama terkait dengan ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global kondisinya masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan nilai tukar rupiah.
“Perlambatan ekonomi global ini bisa memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal,” terang Josua.
Josua mengatakan, BI baru akan mulai menurunkan BI-rate setelah The Fed secara definitif menurunkan federal funds rate (FFR).
Fundamental ekonomi Indonesia cukup solid dan masih prospektif. Sebagian besar tekanan berasal dari eksternal, terutama terkait dengan ketegangan geopolitik, suku bunga kebijakan global, dan kondisi ekonomi global.
“Bila tekanan eksternal mulai mereda, kami melihat adanya ruang yang cukup bagi BI untuk melakukan penurunan suku bunga,” kata Josua.
Sedangkan Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang juga memprediksi BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada bulan Agustus ini. Nilai tukar rupiah menguat dan inflow investor asing ke obligasi pemerintah dan saham dalam sepekan ini terlihat cukup signifikan.
Ruang BI untuk menurunkan suku bunga masih melihat kebijakan The Fed pada September dan perkembangan data indikator ekonomi Amerika Serikat.
“Kita perkirakan bila rilis data ekonomi Amerika Serikat terus melemah, terutama tenaga kerja dan inflasi, ini semakin mendukung BI untuk bisa memangkas suku bunga acuan pada kuartal IV 2024 karena masih akan menyongsong transisi kepemimpinan di Oktober dan pilkada,” ucap Hosianna.
Hosianna mengatakan, investor asing terpantau sudah kembali memilih Indonesia sebagai alokasi dari suku bunga di global dan suku bunga The Fed yang diperkirakan segera turun.
Apabila The Fed menurunkan suku bunga acuan, maka akan membuat aset keuangan Indonesia menarik. (beritasatu/c1/nca)