Ancaman Impor Pangan, Gerakan Peningkatan Produktivitas Harus Digalakkan

FOTO ILUSTRASI ELAN SUHERLAN/BERITASATU - IMPOR: Perpadi menilai impor pangan semakin nyata. Gerakan peningkatan produktivitas pun harus digalakkan. -

JAKARTA - Indonesia mengalami permasalahan ketahanan pangan. Besarnya angka impor pangan selama 10 tahun terakhir dinilai menjadi ancaman serius. Oleh sebab itu, gerakan peningkatan produktivitas pangan di dalam negeri perlu semakin digencarkan.

Ketum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso menjelaskan, sebagian besar kebutuhan pangan dalam negeri masih mengandalkan impor. Mulai dari beras, kedelai, gula, kacang tanah, kacang hijau, daging dan sebagainya.

"Nah ini mau tidak mau kita harus mendorong terjadinya suatu peningkatan produktivitas, gerakan peningkatan produktivitas pangan sesuai dengan amanat undang-undang bahwa kita harus menuju kepada ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat," ungkap Sutarto, saat dihubungi Beritasatu  (jejaring Disway, grup Radar Lampung), Kamis 15 Agustus 2024.

BACA JUGA:Neraca Perdagangan Indonesia pada Juli 2024 Surplus USD 470 Juta

Sutarto, mengungkapkan melihat tren impor pangan Indonesia, dari tahun ke tahun cenderung semakin menuju kepada ketergantungan impor.

Hal ini menandakan situasi pertanian di dalam negeri sedang tidak baik-baik saja.
Sebagai gambaran, impor pangan Indonesia melonjak dari US$ 10,1 miliar pada 2013, menjadi US$ 18,8 miliar pada 2023.

Lonjakan impor tersebut menghasilkan defisit neraca perdagangan komoditas pangan Indonesia dari US$ 8,9 miliar pada 2013 menjadi US$ 16,3 miliar pada 2023.

Ia khawatir, bila kebutuhan pangan dalam negeri semakin ketergantungan pada impor, akan terjadi masalah serius apabila situasi global dilanda krisis pangan.

BACA JUGA:Industri Tekstil di Indonesia Ambruk akibat Kompetisi dengan Barang Impor

"Artinya apa? Artinya harusnya kita betul-betul mengandalkan pangan yang bisa kita produksi di dalam negeri. Kalau tidak, kita pun akan menghadapi suatu saat pasti akan menghadapi suatu keadaan ketergantungan kepada pangan impor," jelasnya.

Ia menilai di tengah sejumlah tantangan sektor pertanian dalam negeri hingga ancaman krisis pangan global, Indonesia memiliki potensi besar mencapai ketahanan pangan.

"Apakah kita punya peluang mencapai ketahanan pangan? Saya kira kita masih punya peluang besar," ucapnya.

Ia menuturkan, Indonesia sebenarnya memiliki keragaman pangan yang luar biasa. Masing-masing daerah memiliki keunggulan terhadap pangan lokal. Bila dikelola dengan serius, keunggulan pangan lokal bisa mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri.

"Nah ini yang menurut saya yang harusnya di dalam menghadapi persoalan pangan, baik secara nasional maupun secara global, kita harus mendorong terjadinya peningkatan produksi pangan-pangan lokal ini, keunggulan lokal ini untuk mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri," ujarnya.(beritasatu/nca)

Tag
Share