Bahlil Ungkap 2 Penyebab PHK Massal di Industri Tekstil
WAWANCARA: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat diwawancarai wartawan di kantornya. -FOTO NURUL FITRIYANA/JAWA POS-
JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkap penyebab terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang beberapa waktu belakangan ini marak terjadi pada industri tekstil.
Bahlil Lahadalia menyebut ada dua penyebab utama yang membuat industri tekstil banyak yang mengalami bangkrut hingga akhirnya melakukan PHK massal.
Pertama kata Bahlil menyangkut persoalan penggunaan mesin tua dan yang kedua soal biaya operasional yang tinggi dibanding negara lain.
"Masalahnya ada dua, mesinnya tua, kedua biaya ekonominya tinggi dibanding negara lain. Ini terkait produktivitas kerja kita. Kita harus cari jalan tengah," ungkap Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta.
BACA JUGA:Kuartal II-2024, Realisasi Investasi Tercatat Rp428,4 T
Mantan Ketua Umum HIPMI ini mengakui memang ada banyak pabrik yang menutup usahanya di Jawa Barat. Tetapi Bahlil tidak menampik bahwa ada juga perusahaan yang merelokasi bisnisnya ke daerah lain.
"Kemudian PHK massal, benar terjadi PHK di beberapa tempat di Jawa Barat. Ini ada dua, satu relokasi pabrik dari Jawa Barat ke daerah lain, ada juga yang memang pabriknya ditutup," sambungnya.
Di sisi lain, soal fenomena PHK massal ini, Bahlil menyebutkan, hak-hak buruh harus bisa terpenuhi dengan baik.
Dirinya meminta buruh untuk memperhatikan keberlangsungan perusahaan, sebab bila pabrik tutup maka kerugian juga akan dirasakan oleh semua pihak.
BACA JUGA:Tiga Investasi Bakal Digenjot
“Hak-hak buruh harus diperhatikan. Buruh juga harus perhatikan keberlangsungan perusahaan. Kalau tutup kan rugi semua," lanjutnya.
Ia juga membeberkan, tutupnya lapangan kerja hingga tidak berjalannya aktivitas produksi juga berdampak pada penerimaan negara yang akan berkurang.
Kendati begitu, di tengah tutupnya sejumlah pabrik tekstil, Bahlil menyebut ada juga pabrik-pabrik baru yang buka.
"Tapi jangan sedih, ada yang pergi ada juga yang datang. Contoh kemarin kita resmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, di Jawa Tengah. Itu menciptakan lapangan kerja 2 ribu lebih," bebernya.
BACA JUGA:Muhammadiyah Terima Tawaran Kelola Tambang dari Pemerintah, Ini Alasannya!
Bahlil mengakui untuk mendatangkan investor perlu beberapa upaya, baik dari pemerintah maupun stakeholder terkait.
Pemerintah bisa memberikan sejumlah insentif perpajakan, sementara dari perbankan bisa mendorong pembiayaan untuk peremajaan mesin.
"Kedua harus ada kerja sama dengan saudara-saudara kita buruh, lapangan kerja mereka dengan upah layak. Tapi buruh harus mengerti kalau industri nggak jalan gimana pabrik mau survive," pungkasnya
Diketahui ratusan buruh yang terdiri kurir dan logistik serta buruh tekstil melakukan demonstrasi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu 3 Juli 2024.
BACA JUGA:Optimistis Indonesia akan Capai Swasembada Pangan Kurang dari 3 Tahun
Dalam keterangan resminya, Presiden Partai Buruh yang juga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, ratusan buruh tersebut melakukan unjuk rasa untuk menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengancam pekerja kurir dan logistik serta buruh tekstil.
Dalam beberapa bulan terakhir, kata Said Iqbal industri tekstil di Indonesia sedang menghadapi gelombang PHK besar-besaran.
"Selain di industri tekstil, buruh di industri kurir dan logistik juga terancam PHK besar-besaran," ungkap Said dalam keterangannya.
Said Iqbal memaparkan, pada aksi tersebut, para buruh membawa tujuh tuntutan aksi yakni pertama meminta stop PHK buruh tekstil.(jpc/nca)