Ramadan dan Pembentukan Keimanan
Oleh: Prof. Dr. Idrus Ruslan, M.Ag. (Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung dan Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Lampung)-FOTO IST-
Oleh: Prof. Dr. Idrus Ruslan, M.Ag. (Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung dan Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Lampung)
BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Alhamdulillah, hanya itulah yang pantas diucapkan, karena Allah SWT dengan segala Rahman dan Rahim-Nya memberikan kenikmatan.
Hingga dipertemukannya kembali umat Islam dengan bulan Ramadan sebagai bulan yang penuh rahmat, ampunan juga bulan dimana amalan manusia dilipatgandakan.
BACA JUGA:Penjaga Sekolah Masuk Bui, Ini Penyebabnya!
Bertemunya umat Islam di bulan ini sekaligus sebagai momen dan kesempatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia untuk melakukan muhasabah dan peleburan terhadap perilaku yang telah dilakukan sebelas bulan yang lalu.
Dengan melaksanakan ibadah puasa secara penuh keimanan serta mengharap ampunan dari Allah SWT.
Sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim: "Barang siapa yang berpuasa di Bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu."
Perintah berpuasa terdapat di dalam Alquran surat Al Baqarah: 183 yang artinya; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana kaum sebelum kalian, agar kalian bertakwa.”
Perintah ini secara tegas memiliki tujuan yaitu agar manusia menjadi bertakwa.
BACA JUGA:Pengedar Upal asal Metro Ditangkap, Ini Modusnya!
Dalam konteks ini, setidaknya ada empat indikator yang dimaksud dengan takwa. Yaitu:
Pertama, al-khauf minal Jalil (takut dengan yang Maha Kuasa).
Pengertian takut dalam konteks ini tentu berbeda dengan jika manusia takut terhadap hewan buas.
Sebab jika manusia takut dengan hewan buas, pastilah dia akan menjauh dari hewan tersebut.