Cerita dengan Opening yang Memikat

Oleh Suroso

Guru MTs Negeri 1 Mesuji dan Penulis Cerita Anak

 

Menarik! Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan cerpen Perlahan Usai karya seorang siswi SMA IT Baitul Muslim, Laya Zahrani Eka Putri. Dengan menggunakan salah satu teknik penyajian pembuka cerita atau opening, Laya berhasil mengajak pembaca untuk terus membaca karyanya hingga akhir cerita.

Seperti yang kita ketahui, salah satu bagian paling penting dalam penulisan cerpen atau novel adalah bagaimana penulis membuat pembuka cerita yang memikat. Ketika seorang penulis berhasil membuat pembuka cerita cerpen yang memikat,  penulis tersebut telah berhasil menarik perhatian pembaca. Dalam hal ini, penulisan paragraf pembuka yang menarik membuat cerpen atau novel yang kita tulis memiliki keistimewaan tersendiri.

Dari beberapa teknik pembuka cerita untuk  penulisan cerpen, Laya memilih penggambaran karakter dan tata latar atau setting cerita di awal naskahnya. Cerita dimulai dengan penggambaran latar waktu pagi hari dan pengenalan karakter tokoh Meira. Cara penggambaran latarnya pun menarik karena menggunakan majas personifikasi.

Semenarik apa penggambaran tata latar  dan penokohan pada cerpen karya Laya? Rangkaian kalimat berikut ini bisa menjadi bukti kelihaian Laya merangkai kata.

Cahaya matahari menerobos celah jendela kamar tanpa permisi. Membuat Meira terbangun dari tidurnya. Mau tidak mau, gadis cantik itu harus memulai aktivitasnya kembali. Meira pun berjalan terhuyung ke arah kamar mandi. Maklum, nyawanya seolah belum terkumpul secara utuh.”

Selanjutnya, cerita mengalir penuh kejutan dengan hadirnya tokoh Vin yang misterius. Sosok lelaki asing yang mengaku bukan manusia, hantu, atau malaikat ini muncul secara tiba-tiba di kamar mandi. Keterkejutan tokoh Meira menghadapi kondisi itu tergambar jelas pada dialog-dialognya dengan Vin seperti pada kutipan berikut.

“Halo, maaf telah mengejutkanmu,” sapa lelaki itu.

Meira mengernyit, “Siapa kamu?”

Dengan santai, lelaki itu menjawab, “Saya tersesat.”

“Apa? Bagaimana mungkin kamu bisa tersesat di kamar mandi orang? Bisakah kamu menjelaskannya?” cecar Meira.

Tak sampai di situ, cerita yang menarik terus berlanjut hingga pada akhirnya Vin pun akrab dengan Meira. Dengan perlahan, Vin berhasil meyakinkan Meira bahwa ia bisa membantu mengatasi permasalahan Meira. Meira adalah seorang gadis yang selama ini selalu dibayang-bayangi oleh masa lalu dan kenangan buruk. Bahkan, Meira pernah datang ke seorang psikiater untuk membantu menghilangkan traumanya itu. Dengan bantuan Vin, akhirnya Meira berhasil menghilangkan trauma dengan mendatangi sumber utama traumanya itu sendiri, yaitu air terjun.

Sayangnya kelihaian Laya merangkai cerita dari awal hingga akhir terpatahkan dengan akhir cerita yang cukup klise. Arah penceritaannya sudah bisa ditebak oleh pembaca, bahwa tokoh Meira sedang bermimpi. 

Secara umum, penguasaan kaidah penulisan Laya sudah bagus. Hal itu terlihat dari ketepatan penulisan huruf kapital, dialog, dan tanda baca yang hampir sempurna. Namun, ada beberapa catatan penting untuk peningkatan kualitas penulisan Laya yang harus tetap diperhatikan. Terdapat beberapa kesalahan penulisan pada kata depan atau preposisi, yaitu disana yang seharusnya ditulis di sana dan kata baku tahu yang masih ditulis tau serta nafas yang masih ditulis napas. Selain itu, terdapat pula kalimat-kalimat yang tidak bersubjek sehingga kalimatnya menjadi tidak efektif, misalnya pada kalimat “Membuat Meira terbangun”, “Membuat ia meringis”, “Menatap lelaki itu”, dan  Mengosongkan pikirannya.” Seharusnya kalimat-kalimat tersebut diubah menjadi “Cahayanya membuat Meira terbangun”, “Kenangan itu membuat ia meringis”, “Meira Menatap lelaki itu”, dan “Meira mengosongkan pikirannya.”

Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat pentingnya seorang penulis menguasai kemampuan penyuntingan mandiri atau  self editing. Sesuai dengan istilahnya, penyuntingan mandiri atau self editing adalah sebuah proses mengedit atau menyunting naskah yang harus dilakukan oleh tiap penulis setelah menyelesaikan naskahnya. Proses ini bisa meliputi pengecekan saltik atau typo, kesesuaian tata bahasa, kejanggalan, ambiguitas, kesinambungan antara satu bagian dengan bagian yang lain, dan sebagainya. Singkatnya, penyuntingan mandiri adalah kesempatan penulis untuk mempercantik dan memberi nilai tambah pada naskah yang sudah diselesaikan.

Penyuntingan mandiri juga sangat penting untuk menjaga kualitas suatu naskah. Sebuah karya akan lebih menarik jika penulisannya rapi dan teratur. Hal ini bukan hanya bisa menarik pembaca, melainkan juga akan membuat pesan yang ingin disampaikan lebih mudah diterima oleh pembaca. Sebuah tulisan yang dikemas dengan penulisan yang rapi kemungkinan akan lebih disukai oleh pembaca. 

            Terlepas dari apa pun kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada naskah cerpen Perlahan Usai karya Laya, ulasan ini diharapkan dapat menjadi pelecut semangat bagi Laya untuk lebih baik lagi dalam menghasilkan karya-karya selanjutnya. Jangan pernah bosan pula untuk selalu membaca karya-karya penulis ternama karena itu bisa menjadi cerminan tentang karya yang baik. Terus semangat, Laya! Seiring berjalannya waktu dan proses yang kontinu, saya yakin Laya akan tumbuh menjadi penulis andal. Salam Literasi!

 

 

PENGIRIMAN KARYA

Siswa SMP/MTS dan SMA/SMK/MA dapat mengirimkan karya melalui posel [email protected] dengan melampirkan biodata singkat (nama, asal sekolah, kelas, nomor telepon (WA), alamat posel, dan nomor rekening bank aktif). Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Layanan Terpadu Kantor Bahasa Provinsi Lampung (WA: 085171020192).

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan