Lampung Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan
BANDARLAMPUNG, RADAR LAMPUNG – Pada tahun ini, seluruh jenjang pemerintahan, mulai tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota, tengah menjalani tahapan dan proses penyusunan rencana kerja jangka panjang (RPJP) tahun 2025–2045. Termasuk pula Provinsi Lampung.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung menggelar rancangan awal (ranwal) RPJPD Lampung tahun 2025–2045 di Ballroom Novotel Lampung, Selasa (31/10) lalu.
Provinsi Lampung memiliki visi di tahun 2024 menjadi Lampung yang Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan. Juga memiliki delapan misi RPJPD tahun 2025 sampai 2045.
Kepala Bappeda Lampung Mulyadi Irsan mengatakan ada lima tujuan pencapaian visi Lampung tahun 2045. Pertama, mewujudkan sumber daya unggul, adaptif, dan produktif dengan indeks modal 0,68-0,70.
Kedua, pengentasan kemiskinan dan penurunan ketimpangan dengan tingkat kemiskinan 2,35-1,11 persen. Ketiga, pendapatan penduduk dengan kategori high income dengan pendapatan per kapita lebih dari 12.000 USD. Kontribusi sektor industri dalam PDRB 28 persen.
Keempat, pelayanan publik merata dan berkualitas dengan indeks pelayanan publik 5,0 (kategori A). Juga, emisi gas rumah kaca menurun menuju Net Zero Emission.
Mulyadi Irsan juga menyampaikan delapan misi RPJPD 2025-2045, Provinsi Lampung. Yaitu transformasi sosial berupa sumber daya manusia unggul, adaptif, dan produktif; transformasi ekonomi berupa peetumbuhan ekonomi inklusif dan pendapat penduduk yang tinggi; dan tranformasi tata kelola berupa pelayanan publik transparan dan berkualitas, kemiskinan dan ketimpangan yang rendah.
Kemudian, misi keempat keluarga berkualitas, pemuda tangguh, masyarakat religius, rukun dan berbudaya; kehidupan demokratis dan menjunjung tinggi supremasi hukum; serta pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah.
Berikutnya, sarana prasarana berkualitas dan lingkungan berkelanjutan; serta kesinambungan pembangunan dengan konsisten dengan pendanaan pembangunan mandiri.
"Ada tiga domain transformasi dari delapan misi, yaitu transformasi pembangunan daerah pada misi satu sampai tiga, landasan transformasi pada misi empat dan lima, dan kerangka inpelementasi transformasi pada misi enam sampai delapan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Pj. Bupati Tanggamus ini.
Dijelaskan Mulyadi Irsan, arah pembangunan harus mengedepankan kemampuan yang lebih cepat untuk mengadaptasi kemajuan teknologi, penentuan kebijakan yang lebih adaptif, sejalan dengan arah pembangunan yang lebih ramah lingkungan.
Ada sekitar 10 tantangan pembangunan 20 tahun ke depan. Seperti, penduduk kelas menengah, peningkatan persaingan pemanfaatan SDA, perubahan iklim, pemanfaatan luar angkasa, demografi global, geopolitik dan geoekonomi, disrupsi teknologi, peningkatan Urbanisasi dunia, peningkatan peran perdagangan internasional, dan perubahan keuangan internasional.
Modal dasar pembangunan yang dimiliki oleh Lampung menjadi kekuatan dan landasan penting dalam pembangunan. Modal pembangunan yang dimiliki mulai dari jumlah penduduk yang besar dengan tenaga kerja produktif yang melimpah.
Lampung juga memiliki modal sosial yang dilandasi dengan kearifan lokal. Juga memiliki modal kekayaan alam yang sangat berlimpah. "Penduduk usia produktif berperan penting sebagai pelaku utama pembangunan dan pendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Mulyadi Irsan menambahkan, jumlah penduduk Lampung pada tahun 2045 mendatang diproyeksikan mencapai 11,076 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk Lampung memiliki potensi yang cukup besar pada jumlah tenaga kerja, sumber daya manusia dan potensi pasar domestik bagi perekonomian.
"Semakin tinggi persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif terhadap penduduk usia nonproduktif," ungkapnya.
Untuk potensi resiko bencana di Lampung, dirinya menyampaikan bahwa Sai Bumi Ruwa Jurai memiliki potensi resiko terjadinya gempa bumi yang tinggi, karena selain diapit dua lempeng dunia, letak geografis Provinsi Lampung juga dilalui patahan Sumatera, dan tiga segmen aktif. Provinsi Lampung juga merupakan wilayah yang rawan akan terjadinya erupsi dan abu vulkanis yang berasal dari gunung berapi aktif.
Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan, bahwa penyusunan Visi dalam RPJPD Lampung yang akan dicanangkan harus memiliki kekuatan, menjadi spirit, mencerminkan sikap dan merupakan cita-cita seluruh masyarakat.
Penetapan tujuan dan sasaran yang lebih progresif sehingga terwujud keadaan yang lebih baik dan unggul; yang dipandu dengan haluan yang taktis, jelas dan terukur sebagai arah pembangunan 20 tahun ke depan.
Kemudian arah pembangunan ke depan perlu mengedepankan kemampuan yang lebih cepat untuk mengadaptasi kemajuan teknologi, dan penentuan kebijakan yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Prioritas untuk tetap menjaga stabilitas, sikap toleransi, persatuan dan kesatuan. “Tidak ada satu negara dan pemerintahan manapun yang akan sukses membangun, jika masyarakatnya saling curiga atau saling berkonfrontasi,” tegasnya.
Arinal juga memastikan keberlanjutan dan berjalannya estafet kepemimpinan. ’’Jadi bilamana terjadi peralihan pemimpin, kita tidak selalu berulang dari awal. Di era gobalisasi saat ini, penting untuk memperkuat jati diri menjadi insan yang berkarakter positif, religius, berahklak, cinta budaya, cinta lingkungan dan cinta Tanah Air,” tandasnya. (pip/c1/fik)