Diskes Bandar Lampung Temukan 19 Kasus DBD

Ilustrasi Freepik--

BANDARLAMPUNG - Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung mencatat 19 kasus demam berdarah dengue (DBD) per tahun 2024, yakni dari periode 1 Januari hingga 9 Februari.

’’Dinas Kesehatan Bandarlampung mencatat ada 10 kasus DBD pada Januari 2024 dan Februari berjalan ada 9 kasus DBD. Ini data terakhir per 9 Februari 2024," jelas Desti Mega Putri, Plt. Kepala Diskes Bandarlampung.

Desti juga mengklaim Bandarlampung bakal mengalami angka penurunan kasus DBD tahun 2024 bila dibandingkan dengan tahun 2023.

BACA JUGA:Selama 46 Hari Terjadi 22 Kebakaran di Bandar Lampung

Terlihat, Januari tahun 2023 terdapat 25 kasus dan Februari tahun 2023 terdapat 22 kasus.

Untuk bulan Maret tahun 2023 terdapat 13 kasus, April tahun 2023 ada 12 kasus, Mei tahun 2023 mencapai 27 kasus.

Sedangkan Juni 22 kasus , Juli  26 kasus, Agustus 24 kasus, September 11 kasus, Oktober 9 kasus dan November 5 kasus serta di Desember 2024 berjalan ini ada 2 kasus.

BACA JUGA:Soal Kabar Kenaikan Insentif RT, BKAD Bandar Lampung Beri Respon

Lebih rinci, Desti Mega Putri menyampaikan 19 kasus DBD periode 1 Januari hingga 9 Februari 2024 ini tersebar di 126 kelurahan se- Bandarlampung.

Dari 126 kelurahan di Bandarlampung tersebut, lanjut Desti Mega Putri 75 kelurahan yang endemis, 50 kelurahan yang sporadis dan satu kelurahan yang potensial.

Satu kelurahan potensial kasus DBD lanjut Desti Mega Putri adalah Kelurahan Labuhanratu Raya.

BACA JUGA:Sejumlah Wisata Baru Akan Hadir di Bandarlampung

"Untuk satu kelurahan daerah potensial merupakan daerah yang berada dalam daerah endemis, namun dalam tiga tahun daerah tersebut tidak memiliki kasus DBD serta berada di atas ketinggian 1.500
permukaan laut,"ucap Desti.

Desti menambahkan, penyebab suatu wilayah menjadi endemik nyamuk DBD karena tentunya adanya sumber penularan dari penyakit tersebut. Seperti, ada sumber penularan dan tempat perindukan nyamuk.

Oleh karena itu, Desti Mega Putri, menyampaikan penanganan terhadap penyakit tersebut ada beberapa diantaranya, 3M Plus.

BACA JUGA:Berstatus SNI, Pasar Wayhalim Segera Dilengkapi Hydrant

Yakni, menguras tempat penampungan air, menutup tempat tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus DBD pada manusia.

Selanjutnya, pemeriksaan jentik berkala dan penyelidikan epidemiologi.

"Selain itu, Kita (Dinas Kesehatan Bandarlampung) termasuk petugas kesehatan di kelurahan juga terus melakukan fogging fokus serta distribusi logistik DBD,"jelasnya.

Desti, menyampaikan, dari jumlah belum ada kasus yang ditemukan meninggal dunia yang disebabkan DBD.(*)

Tag
Share