Jalan Liwa-Krui Sempat Macet 6 Km Imbas Truk Terperosok
TERPEROSOK: Kendaraan truk Hino yang terperosok di salah satu titik jalan yang sempit dan menikung di jalur Liwa-Krui. FOTO EDI/RNN--
LIWA - Ruas jalan nasional yang menghubungkan Kota Liwa, Lampung Barat dengan Krui, Pesisir Barat mengalami macet panjang setelah satu unit truk hino BE 8549 BO terperosok di salah satu titik jalan yang sempit dan menikung, Jumat pagi (5/12).
Insiden itu terjadi di jalan nasional kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Pekon (Desa) Kubuperahu, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat sekitar pukul 07.00 WIB hingga membuat arus lalu lintas lumpuh sepanjang 6 kilometer (Km).
Truk Hino yang melaju dari arah Liwa menuju Krui tersebut kehilangan keseimbangan saat melintasi tikungan tajam dengan bahu jalan yang minim. Posisi kendaraan yang miring dan terperosok ke sisi badan jalan membuat kendaraan dari dua arah tidak bisa bergerak.
Lalu lintas baru kembali normal sekitar pukul 09.00 Wib setelah warga bersama pengendara lain membantu menarik dan menstabilkan truk yang terjebak tersebut.
Seorang pengendara, Junaidi (47), mengatakan ruas tersebut memang kerap menjadi titik rawan kendaraan besar terjebak.
“Sudah sering sekali mobil R12 atau fuso nyungsep di sini. Jalannya sempit, tikungannya tajam. Kalau dua kendaraan besar ketemu, salah satunya pasti harus berhenti dulu,” ujarnya.
Ia menegaskan, kondisi jalan nasional yang tidak memenuhi standar kerap membuat perjalanan tersendat dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.
“Kami sebagai masyarakat hanya bisa berhati-hati, tetapi kalau kondisi jalannya begini terus, sampai kapan pun truk akan tetap terperosok,” kata Junaidi.
Hal senada disampaikan oleh Wandi (36), sopir angkutan barang yang kebetulan terjebak macet.
“Kejadian begini sudah langganan. Ruas ini sangat sempit untuk dilewati truk besar. Harusnya sudah masuk prioritas pelebaran,” ujarnya menyesalkan.
Menurutnya, ruas penghubung antar dua kabupaten ini memiliki beban kendaraan berat yang tinggi. Tetapi, lebar badan jalannya tidak pernah diperbarui sesuai kebutuhan arus lalu lintas.
“Ini jalan nasional, tapi kondisinya tidak nasional. Tikungannya sempit, bahu jalannya hampir tidak ada. Sopir sering jadi korban,” tegasnya.
Para pengguna jalan pun berharap pemerintah pusat segera meninjau dan memperbaiki kondisi ini agar kejadian serupa tidak terus berulang.
“Kalau tidak cepat diperbaiki, ini tinggal menunggu korban lebih besar. Yang terjebak macet sudah pasti, tapi keselamatan sopir dan penumpang juga taruhannya,” tambah Wandi.