Siswa di Lamsel Diduga Keracunan Usai Santap MBG Berlendir, Petugas SPPG Dituding Cuek

Seorang siswa terkulai lemas dan dipasang infus paska diduga keracunan menu MBG --Handika Radar Lampung ---

Sedihnya lagi, AARP merupakan anak yatim paska ayah tercinta berpulang. Ita berharap, pihak SPPG bisa belajar dari peristiwa tersebut.

"Lebih hati-hati lagi," pintanya.

Di ruangan yang sama, ayah dari siswa AM yakni Ridwan Efendi menjelaskan, pihak rumah sakit sudah memeriksa dan memberikan tindakan medis kepada para siswa yang dirawat.

BACA JUGA:Tingkat Pengangguran Terbuka di Lampung Barat Terendah se-Provinsi Lampung

"Pasien sudah diperiksa tenaga medis, diinfus, dan disuntik obat. Kata perawat harus dirawat dulu menunggu perkembangan," ujarnya.

Sang anak, salah satu siswa yang mengalami gejala keracunan cukup parah usai menyantap menu MBG yakni mual-mual lalu pusing dan muntah.

"Temannya pada bilang ada darah di telurnya," sebut Ridwan Efendi.

Ridwan Efendi mengungkapkan, kejadian itu membuat dirinya kesal karena menghambat aktivitas dalam mencari nafkah. Selain itu, petugas SPPG dinilai kurang peduli.

"Kalau harus menunggu 2-3 hari di rumah sakit aktifitas saya terganggu. Orang MBG kemana setelah kejadian, kok hanya berkata sudah pak kalau ada apa-apa saya tanggung jawab, kalau ada apa-apa telpon saya. Kenapa tidak dia yang mengurus, kenapa harus dibebankan setelah dia meracuni anak saya, kok beban saya," keluhnya.

BACA JUGA:Buronan 2 Ton Sabu Diringkus BNN di Kamboja

Dia berharap, setidaknya salah satu petugas SPPG bisa duduk ditengah para siswa yang mengalami keracunan untuk memberikan dukungan.

"Kalau ada apa-apa disini bisa diingatkan, jangan hanya bilang pak kalau ada apa-apa telpon saya. Kemana tanggung jawab mereka, memang kita yang minta MBG harus masuk ke sekolah harus ngasih makan anak saya kan nggak, ini kan diselenggarakan oleh pemerintah MBG ini," kritik Ridwan Efendi.

Ridwan Efendi yang kesehariannya bekerja sebagai perongsok, merasa terbebani tatkala harus tetap mencari makan namun kini juga harus merawat sang anak.

"Jadinya semuanya orang tua, ya kayak ibu itu kan usaha jualan sekarang apa nasib warungnya ditinggal. Kayak saya sehari-hari aktifitas kalau tidak kerja tidak makan, masak saya harus nungguin anak saya," tegas Ridwan Efendi.

Menurut keterangan Humas RSUD dr Bob Bazar Kalianda, Ilhamuddin, ada sejumlah 4 siswa diduga keracunan yang harus menjalani rawat inap.

Tag
Share