Suntikan Rp200 T ke Himbara Sulit Terserap

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.--FOTO ANTARA/RIVAN AWAL LINGGA

JAKARTA– Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menginjeksi dana sebesar Rp200 triliun ke Himbara untuk mendorong perputaran ekonomi nasional.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan masih lesu. Ia memperkirakan laju pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir 2025 hanya berada di kisaran 8–11%, lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 10,39%.

 

Kepala Ekonomi BCA David Sumual mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada persoalan dari sisi supply perbankan. Masalah justru berasal dari sisi permintaan kredit.

 

’’Tidak terlalu ada masalah sebenarnya dari sisi supply. Masalah utamanya memang masih di sisi demand,” ungkap David, Jumat (14/11).

 

David menjelaskan, tingginya ketidakpastian global membuat pelaku usaha memilih bersikap wait and see. Banyak pengusaha dan investor lebih memilih menggunakan dana internal (retained earnings) daripada mengambil kredit baru karena risiko ekonomi yang masih tinggi.

 

Ia menambahkan, kelebihan likuiditas di perbankan juga cenderung ditempatkan pada instrumen berimbal hasil tinggi, seperti deposito, sesuai kondisi high-rate environment saat ini.

 

Meski demikian, kualitas kredit dinilai masih solid. “Kalau kita lihat, kualitas kredit masih terjaga di level sekitar 2,2%. Loan at risk juga cenderung menurun, relatif stabil di kisaran 9,5%,” jelas David.

 

David tetap optimistis permintaan kredit akan meningkat pada 2026 seiring sejumlah faktor musiman dan kebijakan fiskal. Aktivitas konsumsi biasanya naik pada momentum tertentu, seperti bulan puasa, Lebaran, dan akhir tahun, sehingga mendorong permintaan dari pelaku usaha.

Tag
Share