ESA Ciptakan Makanan dari Udara dan Urine Astronot

Ilustrasi solein yang menjadi makanan astronot. -FOTO DOK SOLAR FOODS -

BANDARLAMPUNG - Ketika Amerika gencar mengejar misi pendaratan ke bulan dan eksplorasi mars, Eropa justru mengembangkan pendekatan yang jauh lebih unik.

 

Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) tengah mengerjakan proyek pembuatan sumber makanan luar angkasa berbentuk bubuk protein yang dapat dibuat dari udara dan limbah tubuh manusia, khususnya urine.

Gagasan ini muncul sebagai jawaban atas tantangan penyediaan makanan dalam misi luar angkasa jarak jauh yang membutuhkan waktu lama dan tidak memungkinkan bergantung pada pasokan dari bumi terus-menerus.

 

Proyek percontohan tersebut bernama hydrogen oxidizing bacteria in weightlessness as a nutritional source (HOBI-WAN). Program ini dirancang untuk menguji kelayakan penggunaan bubuk protein bernama solein, yang diproduksi melalui proses bioteknologi hanya menggunakan mikroba, udara, dan listrik.

 

Solein memanfaatkan urea, yaitu senyawa organik yang terkandung dalam urine, sebagai sumber nitrogen untuk membantu proses sintesis protein.

 

Bubuk protein ini dikembangkan oleh perusahaan rintisan Solar Foods yang berasal dari Finlandia. Dalam misi mendatang, ESA akan menguji Solein di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Uji coba ini akan menjadi pertama kalinya teknologi produksi solein diterapkan di lingkungan luar angkasa.

 

Disitat dari laman resminya, Selasa (11/11), ESA menyampaikan tahap awal proyek HOBI-WAN akan difokuskan pada pengembangan teknologi produksi solein di Bumi. Setelah itu, pengujian akan dilanjutkan pada kondisi gravitasi mikro untuk melihat apakah proses fermentasi tetap dapat berjalan dengan baik.

 

Para peneliti berharap solein dapat digunakan secara lebih luas oleh badan antariksa pada 2035. Pendanaan proyek dilakukan melalui program eksplorasi Terrae Novae milik ESA.

Tag
Share