Puisi ’’Hari-Hari Bahagia’’ Residu Kehidupan Sehari-hari

DISKUSI BUKU SASTRA #1: Buku puisi "Hari-Hari Bahagia" karya Ari Pahala Hutabarat (APH) dibedah dalam Diskusi Buku Sastra #1 yang berlangsung di aula Gedung C Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila), Rabu (1/10).--FOTO ANGGI RHAISA

Kata-kata yang dipilih dengan tepat, kata Munaris, dapat menimbulkan efek emosional, memperkuat citraan, dan menambah kedalaman makna yang tidak selalu dapat dijelaskan secara langsung. "Dengan kata lain, diksi mampu mengubah kata biasa menjadi sarana ekspresi artistik yang penuh daya sugesti," ungkapnya. 

 

Sementara Iswadi Pratama menilai puisi ’’Hari-Hari Bahagia’’ karya Ari Pahala Hutabarat yang terbit pada Juni 2023 dibuka dengan nada lirih. ’’Nada lembut, hening, hampir mistik. Sepi bukan lagi kekosongan, melainkan sesuatu yang memiliki warna, aroma, bahkan sayap. Hati biru bukan sekadar organ, melainkan mahluk yang memandang ke langit. Ari mengawali perjalanannya dari ruang spiritual—hening, transenden, penuh simbol," ucapnya. 

 

Di tempat yang sama, Ketua Lampung Literature Iskandar menyampaikan bahwa Diskusi Buku Sastra #1 merupakan kegiatan sosialisasi mengenai sastra untuk di lingkungan generasi muda. ’’Kegiatan ini bermaksud mengajak mahasiswa, terutama mahasiswa FKIP Unila yang umumnya dari Jurusan Bahasa dan Sastra, membangun sinergi, tumbuh minat terhadap sastra bagi generasi muda,’’ ujarnya. 

 

Ke depan, Iskandar berharap semakin aktif diskusi seperti ini dan menggelar berbagai karya sastra atau adanya rest area mengadakan berbagai kegiatan cipta puisi atau sastra lainnya.

 

Setelah kegiatan Diskusi Buku Sastra #1, kata Iskandar, Lampung Literature akan mengadakan beberapa kegiatan lainnya. ’’Di anataranya Diskusi Buku Sastra #2 di Kota Metro dan Workshop Video Puisi di Bandarlampung,’’ ucapnya. (*)

 

Tag
Share