Dua Anggota KKB Tewas Ditembak Satgas Damai Cartenz, Diduga Terlibat Pembunuhan di Dogiyai

Dua anggota KKB tewas saat hendak ditangkap oleh Satgas Damai Cartenz di Distrik Siriwo, Papua. Mereka diduga terlibat pembunuhan warga sipil di Dogiyai. -FOTO IST/DISWAY -
JAKARTA – Dua anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali tewas dalam kontak senjata dengan Satgas Operasi Damai Cartenz-2025 pada Jumat, 16 Mei 2025. Keduanya diduga kuat terlibat kasus pembunuhan terhadap warga sipil bernama Josep Agus Lepa di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah.
Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa dua anggota KKB yang tewas bernama Ham Dumupa dan Amoye Pigai alias Martinus Pigai. Mereka ditembak saat melakukan perlawanan saat akan ditangkap di Distrik Siriwo, Kabupaten Nabire.
“Penangkapan dilakukan setelah penyelidikan intensif dan identifikasi terhadap keduanya. Dalam prosesnya, mereka menyerang petugas dengan parang, sehingga aparat terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur,” ujar Faizal dalam keterangannya, Minggu (18/5/2025).
Akibat luka tembak, kedua pelaku dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Nabire. Dari hasil pemeriksaan, aparat menemukan kantong plastik berisi 11 butir amunisi kaliber 5,56 mm di saku celana salah satu pelaku.
Selain itu, turut diamankan dua bilah parang, dua unit telepon genggam, satu KTP, dua STNK motor, dan 14 buah korek api.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo, meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi simpang siur.
“Jenazah saat ini berada di RSUD Nabire dan menunggu proses penyerahan kepada keluarga,” tambahnya.
Namun, pasca penembakan tersebut, ketegangan di wilayah Papua kembali meningkat. Kelompok bersenjata yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) melakukan penyerangan terhadap pos TNI di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Penyerangan dilakukan sekitar pukul 05.00 WIT oleh pasukan gabungan TPNPB Kodap XVI Yahukimo dan pasukan khusus TPNPB Kodap III Ndugama Derakma. Mereka mengklaim berhasil menembak tujuh anggota militer Indonesia yang bertugas di pos tersebut.
Dalam pernyataan yang disebarkan melalui saluran mereka, Mayor Nabianus Kerebea menyatakan bahwa pasukan TPNPB siap bertanggung jawab atas aksi penyerangan tersebut sebagai bentuk pembalasan.
Pihak keamanan hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait klaim penyerangan pos TNI itu. Investigasi dan peningkatan pengamanan di wilayah konflik masih terus dilakukan.
Sebelumnya Aksi kontak senjata terjadi di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, pada Kamis (15/5) sekitar pukul 18.00 WIT. Insiden berdarah ini menewaskan dua anggota Brimob dan 18 orang yang diduga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Menurut Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2025, dua anggota Brimob yang gugur adalah Bripda Dedy Tambunan dan Bharada Kain Rerey. Keduanya terkena tembakan saat menjalankan tugas pengamanan di wilayah rawan konflik tersebut.
Jenazah keduanya kini telah disemayamkan di Rumah Sakit Mulia, Distrik Mulia, Puncak Jaya.
Sementara itu, aparat keamanan gabungan TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap sisa pelaku yang diyakini berasal dari kelompok separatis bersenjata yang kerap beraksi di wilayah pegunungan tengah Papua.
Kontak senjata tersebut berlangsung selama hampir satu jam, dengan lima titik basis KKB yang menjadi sasaran: Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.
Mayjen Kristomei Sianturi, Kepala Pusat Penerangan TNI, menegaskan bahwa operasi dilakukan secara profesional dan mengutamakan keselamatan warga sipil. Dari lokasi kejadian, aparat menyita sejumlah senjata api, amunisi, busur panah, alat komunikasi, bendera Bintang Kejora, uang tunai, serta dokumen-dokumen penting.
Operasi ini menargetkan kelompok separatis bersenjata pimpinan Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker—tokoh yang selama ini diduga kuat menjadi dalang berbagai aksi kekerasan terhadap warga sipil.
Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau, turut mengungkapkan bahwa masyarakat sering dimanipulasi oleh kelompok separatis.
“Kami dijanjikan kesejahteraan, tapi kenyataannya hanya dijadikan tameng dari serangan aparat. Warga sipil jadi korban dan alat perlindungan mereka,” ujar Wandegau.
Dengan keberhasilan operasi ini, dua wilayah yang sebelumnya dikuasai kelompok separatis, yaitu Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning, kini dinyatakan steril dari aktivitas KKB.
Sebelumnya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus berulah. Terkini pada 12 April 2024 membantai Danramil Aradide Papua Letda Inf Oktovianus hingga tewas dengan luka-luka berat.
Terkait hal tersebut, Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, melihat bahwa situasi di Papua kian genting. “Ini bukan lagi isu HAM”, katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/4).
Menurutnya situasi di Papua saat ini telah masuk pada kondisi perang melawan kelompok separatis. “Mereka menggunakan senjata perang taktik, strategi, intelijen bahkan infrastruktur perang. Bagaimana seorang Danramil bisa diketahui identitasnya? Bagaimana prosedur perjalanannya? Itu semua menjadi pertanyaan-pertanyaan kunci untuk dapat melihat peristiwa ini secara lebih utuh,” kata Simon, sapaannya.
Artinya, menurut Simon, KKB telah menyusun strategi yang menyerang langsung, tertarget dan spesifik, yaitu institusi pertahanan negara. Bahkan mereka memetakan secara detail pergerakan sehingga eksekusi pembunuhan dapat dilakukan.
Simon berpendapat bahwa kelompok separatisme ini sudah ditunggangi dengan agenda asing. “Siapa ‘asing’ itu? Mereka yang meneriakkan situasi di Papua sebagai situasi pelanggaran HAM. Padahal jelas, mereka bersenjata, bertaktik, berstrategi, agenda dan tujuan jelas, dan sasaran kelompok tertentu yang merepresentasikan institusi pertahanan dan keamanan negara,” jelas Simon.
Pemerintah, TNI, POLRI, Intelijen, termasuk pemerintah daerah seharusnya bisa lebih responsif menghadapi situasi ini. “Sinergisitas TNI-POLRI sudah bersifat tuntutan wajib dilembagakan di Papua. Karena KKB menyatakan perang terbuka,” kata Simon. (disway/c1/abd)