Bawaslu Header

Perlukah Indonesia Membentuk Matra Baru?

Rekaman video NASA TV ini menunjukkan misi SpaceX Crew-1 NASA di atas SpaceX Crew Dragon saat mendekati Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 16 November 2020.-FOTO ILUSTRASI -

Oleh: Yaries Mahardika Putro *)

PENGGUNAAN antariksa untuk kepentingan militer merupakan isu yang terus menjadi perdebatan hingga saat ini. Sejak awal pengembangan teknologi antariksa, tujuan militer telah menjadi pendorong utama. 

Hal ini terlihat jelas selama perang dingin. Ketika negara-negara besar berlomba dalam penguasaan teknologi antariksa yang didorong oleh kepentingan pertahanan dan keamanan. Dalam konteks tersebut, ruang angkasa tidak hanya menjadi ajang eksplorasi ilmiah, tetapi juga sarana strategis untuk memperkuat posisi geopolitik.

BACA JUGA:Pertamina Siapkan Layanan Tambahan

Meskipun perkembangan teknologi ini telah merambah ke ranah non-militer seperti riset ilmiah dan aplikasi komersial, karakteristik dual-use (penggunaan ganda) teknologi antariksa tetap menjadi sifat inheren. Inovasi di satu sektor dapat dimanfaatkan untuk sektor lainnya. Termasuk militer. 

Bahkan, teknologi yang dikembangkan untuk tujuan damai sering kali menjadi dasar pengembangan teknologi dengan aplikasi militer, menciptakan batas tipis antara penggunaan sipil dan militer di antariksa.

Militerisasi antariksa merujuk pada pemanfaatan teknologi antariksa untuk mendukung operasi militer di bumi. Teknologi ini berperan penting dalam navigasi presisi, komunikasi global, pemantauan cuaca, pengumpulan data intelijen, hingga pengawasan dan pengintaian. 

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, India, dan Australia yang telah membentuk pasukan antariksa, jelas antariksa kini menjadi arena strategis baru dalam kompetisi geopolitik global. Dalam konteks ini, Indonesia menghadapi tantangan besar agar tidak tertinggal dalam pengembangan teknologi dan strategi pertahanan antariksa.

Pertimbangan Pembentukan Angkatan Antariksa

Pembentukan angkatan antariksa di Indonesia adalah langkah strategis yang dapat memperkuat kedaulatan dan daya saing negara. Satelit memainkan peran strategis dalam komunikasi, navigasi, dan pengamatan bumi. 

Sebagai contoh, satelit Telkom yang bersifat komersial dan satelit pertahanan milik pemerintah adalah aset vital yang mendukung kehidupan masyarakat modern serta operasi militer. Dengan meningkatnya ancaman dari puing-puing antariksa (space debris) dan kemungkinan sabotase oleh negara lain, Indonesia memerlukan kemampuan untuk melindungi aset-aset ini.

Dari segi ekonomi, rencana pembangunan dan pengoperasian bandar antariksa di Indonesia dapat menjadi salah satu pilar ekonomi baru. Lokasi geografis strategis menjadikan Indonesia ideal untuk menjadi pusat peluncuran satelit di Asia Tenggara. Keberadaan sistem pertahanan antariksa yang handal akan meningkatkan kepercayaan investor. 

Dengan jaminan keamanan yang kuat, mereka akan lebih yakin meluncurkan satelit dari wilayah Indonesia, yang pada gilirannya dapat mempercepat pertumbuhan sektor antariksa nasional.

Selain itu, tak kunjung usainya konflik di Laut Natuna Utara, pelanggaran ruang udara oleh pesawat asing, serta meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik menunjukkan bahwa keamanan ruang udara dan antariksa menjadi semakin penting. Pembentukan angkatan antariksa memungkinkan Indonesia untuk memperluas domain pengawasan dan melindungi kedaulatan negara secara lebih efektif. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan