Harga Kopi di Pesisir Barat Masih Tinggi, Dinas Pertanian Ajak Petani Persiapkan Musim Panen 2025
Radar Lampung Baca Koran--
PESISIR BARAT - Harga kopi di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) saat ini tercatat Rp51.000 per kilogram.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Perkebunan Zulfikardo yang mendampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pesbar Unzir, S.P.
Meski musim panen kopi sudah berakhir, harga jual kopi di tingkat petani masih tetap stabil dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya. “Hingga saat ini, harga kopi di Pesbar tetap tinggi, bahkan lebih baik dibandingkan saat panen sebelumnya,” ujar Zulfikardo.
Menurutnya, harga kopi yang tinggi diharapkan dapat terus bertahan hingga tahun depan untuk mendukung kesejahteraan petani kopi di daerah tersebut. “Kami berharap harga yang baik ini dapat berlanjut hingga tahun depan,” tambahnya.
Dalam rangka meningkatkan hasil produksi kopi pada tahun mendatang, Zulfikardo mengimbau para petani untuk mulai mempersiapkan diri dengan baik, terutama dalam hal pemeliharaan tanaman kopi. Pemeliharaan yang baik diharapkan bisa mendongkrak hasil panen dan meningkatkan pendapatan petani. “Petani harus lebih fokus pada pemeliharaan tanaman kopi, seperti pembersihan gulma, penataan pohon, dan pemupukan,” jelasnya.
Selain itu, data produksi kopi pada semester pertama 2024 menunjukkan angka 1.335 ton, dengan kemungkinan angka tersebut meningkat pada akhir tahun nanti. “Kami berharap hasil produksi kopi pada tahun depan juga mengalami kenaikan,” tambah Zulfikardo.
Dengan harga yang stabil dan produksi yang meningkat, diharapkan kesejahteraan petani kopi di Pesisir Barat dapat terus berkembang. “Semoga harga kopi yang tinggi ini dapat mendorong semangat petani dalam merawat tanaman kopi mereka agar hasil panen lebih maksimal,” tutupnya.
Ekspor kopi Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan di pasar internasional. Hal ini sejalan dengan permintaan kopi berkualitas dari berbagai negara yang terus meningkat.
Berdasar data Kementerian Perdagangan, tren impor kopi dunia tumbuh 12 persen dalam lima tahun terakhir dan Indonesia berhasil memanfaatkan momentum dengan mempertahankan posisi sebagai salah satu eksporter utama kopi global.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk memperluas akses pasar kopi Indonesia melalui keaktifan di forum perdagangan internasional.
”Kami terus memperkuat ekosistem ekspor kopi yang berkelanjutan dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan mitra dagang global. Hal ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekspor di tengah tantangan global yang semakin kompleks,” ujar Jerry.
Hal itu didukung pula dari laporan Kementerian Perdagangan, hingga September Indonesia telah menyelesaikan 38 perundingan dagang, 17 lainnya masih dalam proses, dan 13 perundingan yang masih dijajaki. Hal itu menunjukkan upaya nyata pemerintah dalam memperluas pasar non-tradisional dan menjaga momentum ekspor, termasuk komoditas kopi.
Dari sisi kuantitas, lanjut Jerry, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kopi Indonesia selama Januari hingga September mencapai 342,22 ribu ton dengan nilai USD1,49 miliar. Sebaliknya, impor kopi hanya 67,65 ribu ton atau senilai USD319,84 juta. Ini memperlihatkan keseimbangan perdagangan yang positif bagi komoditas kopi.