Perahu Bocor, Seorang Kakek Ditemukan Meninggal Dunia di Danau Ranau, Lampung Barat
MENINGGAL: Perahu bocor menyebabkan seorang nelayan berusia 61 tahun meninggal dunia di Danau Ranau, Lampung Barat. Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban pada Sabtu (23/11). -FOTO DOK. BASARNAS -
LAMPUNG BARAT – Seorang nelayan berusia 61 tahun ditemukan meninggal dunia setelah perahu yang ditumpanginya mengalami kebocoran di Danau Ranau, Kecamatan Lombokseminung, Lampung Barat. Insiden tragis ini terjadi pada Jumat (22/11) sekitar pukul 14.00 WIB.
Korban yang bernama Sarjono, warga Pemangku Sukamaju, Pekon Sukamaju, Kecamatan Lombokseminung, dilaporkan hilang saat sedang mencari ikan di danau. Perahu yang dikendarainya tiba-tiba bocor, menyebabkan air masuk dengan deras sehingga perahu tersebut tenggelam. Sarjono pun ikut hanyut dan tenggelam.
Setelah menerima laporan mengenai kejadian tersebut, petugas Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Lampung segera bergerak ke lokasi pada Jumat malam.
Tim SAR gabungan, yang dibantu oleh masyarakat setempat, melakukan pencarian intensif, namun hasilnya belum membuahkan hasil pada malam itu.
Pada Sabtu petang, Tim SAR Gabungan akhirnya berhasil menemukan korban sekitar 20 meter dari lokasi kejadian.
Sarjono ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan segera dievakuasi ke rumah duka untuk diserahkan kepada keluarga.
Kejadian ini menjadi perhatian masyarakat sekitar dan pihak berwenang, yang terus mengingatkan nelayan untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas di perairan, terutama pada cuaca yang tidak menentu.
Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) Lampung melatih 50 potensi SAR atau sukarelawan yang digelar di Gedung Pramuka, Rajabasa, Selasa 30 April 2024.
Deputi Sarana Prasarana dan Sistem Komunikasi Basarnas Marsekal Muda TNI Fachrizet menjelaskan Lampung sering terjadi kecelakaan laut, peristiwa tenggelam, dan bencana hidrometeorologi.
Hal itu kata dia menjadi dasar Basarnas Lampung melatih 50 potensi SAR.
“Di Lampung ini banyak kejadian kecelakaan di permukaan air. Kita akan melatih mereka menolong orang, misalnya bagaimana caranya menaikkan ke perahu, kalau tidak ada perahu kita bawa ke pinggir. Kemudian bagaimana cara melepaskan kalau dia terikat dan teknik menyelam dan berenang,” kata Marsekal Muda Fachrizet.
Saat ini kata dia Indonesia masuk ke dalam standar penanganan kebencanaan internasional dengan mininal 20 menit sudah sampai ke lokasi kejadian.
Di Lampung, saat ini ada 90 potensi SAR atau relawan yang membackup seluruh wilayah di Lampung, sehingga dengan kecepatan respon bisa mempercepat pertolongan.
“Quick respon kita kalau di dalam negeri itu 20 menit sudah sampai ke lokasi kejadian. Nah diharapkan dengan adanya pelatihan ini bisa mempercepat quick respon,” ungkapnya.