Panen di Rajabasa Jaya Hasilkan 1.000 Ton Gabah

PANEN: Petani di Rajabasa Jaya panen padi. -Foto Gadis Futihatu Rahma/RLMG-

BANDARLAMPUNG - Ratusan hektare sawah di Kelurahan Rajabasajaya, Kecamatan Rajabasa, Bandarlampung panen secara bersama-sama. Dari panen itu, menghasilkan 1.000 ton lebih gabah kering.

Panen padi tersebut digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan beras di Bandarlampung.

Para petani Bandarlampung di Kelurahan Rajabasajaya melakukan panen di lokasi yang ditetapkan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan atau LP2B untuk menanam padi. LP2B ini statusnya tidak boleh dialihfungsikan.

Salah seorang petani, Ridwansyah mengatakan panen yang dihasilkan tahun ini cukup bagus karena dalam satu hektare lahan diperkirakan mampu menghasilkan gabah mencapai 5 hingga 6 ton.

Ridwan mengaku penyebab hasil panen yang maksimal karena mendapat jatah pupuk subsidi yang lancer dan pengairan lahan dari irigasi yang baik.

Dengan terus terjaganya hasil produksi gabah oleh petani di Bandarlampung, ia berharap adanya peningkatan infrastruktur seperti jalan untuk mengangkat hasil bumi, serta sumur bor untuk mengalirkan air saat sedang masa kekeringan.

Sementara penyuluh pertanian Susitiowati mengatakan, meskipun memiliki keterbatasan lahan para petani di kota Bandarlampung bisa memanen hasil bumi dengan maksimal, dan untuk meningkatkan hasil pertanian.

Pihaknya akan melakukan peningkatan sumber daya manusia dan mengenalkan inovasi dan teknologi pertanian.

Diketahui saat ini hanya terdapat 466,8 hektare berdasarkan SK Menteri ATR/BPN Nomor 446.1/SK-PG.03.03/V /2024, tentang Luas Baku Lahan Sawah Nasional di sembilan kecamatan yaitu Rajabasa, Tanjungsenang, Sukarame, Sukabumi, Kedamaian, Tanjungkarang Pusat, Langkapura, Kemiling dan Telukbetung Barat.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Bandarlampung Erwin mengatakan panen raya padi di Kota Tapis Berseri hingga Agustus 2024 menghasilkan padi sebanyak 2.539,5 ton.

’’Selain padi, Bandarlampung juga panen jagung sebanyak 1.202,7 ton hingga Agustus 2024,’’ katanya.  

Erwin menjelaskan, dalam satu tahun Bandarlampung musim tanam dan panen sebanyak 2 kali. ’’Musim tanam kedua dimulai pada November 2024,’’ ujarnya.

Meski demikian, kata Erwin, para petani juga pernah mengalami gagal panen.

”Guna mengatasi hal itu, Dinas Pertanian Bandarlampung selalu memberikan imbauan dan arahan kepada petani kapan waktu yang tepat serta metode yang baik dalam melakukan penanaman,” tandasnya.(gds/nca)








Tag
Share