Bawaslu Header

Dua Guru Besar UIN RIL Jadi Dewan Hakim MTQ XXX Tingkat Nasional

KEHORMATAN: Dua guru besar UIN RIL, Prof. Dr. Hi. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., M.Ag. dan Prof. Dr. Hi. Yusuf Baihaqi, Lc., M.A., mendapatkan kehormatan sebagai dewan hakim pada MTQ XXX Tingkat Nasional.--FOTO HUMAS UIN RIL

BANDARLAMPUNG -  Dua guru besar Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Prof. Dr. Hi. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., M.Ag. dan Prof. Dr. Hi. Yusuf Baihaqi, Lc., M.A., mendapatkan kehormatan sebagai dewan hakim pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXX Tingkat Nasional yang digelar di Samarinda, Kalimantan Timur, 6-16 September 2024.
 
Keterlibatan dua akademisi ini mempertegas peran aktif UIN RIL dalam menyumbangkan keahlian dan pengetahuan di kancah nasional. Khususnya dalam bidang pengembangan dan pemahaman Alquran. 
 
Keduanya dilantik oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersamaan dengan 7 dewan pengawas, 145 dewan hakim lainnya, dan 26 panitera MTQ XXX Tingkat Nasional di Odah Etam, Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Minggu (8/9).
 
Prosesi pelantikan ditandai dengan penyematan dan pemasangan baju toga kepada dewan hakim secara simbolis. Hal ini disampaikan Anis Handayani, Humas UIN RIL.
 
"Sumpah jabatan dibacakan oleh Ketua Dewan Pengawas Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar diikuti seluruh dewan pengawas, dewan hakim, dan panitera," kata Anis.
 
Anis menyampaikan, Prof. Arsyad Sobby akan menilai cabang Khat Alquran dan Prof. Yusuf bertugas sebagai dewan hakim di cabang Fahmil Alquran.
 
Kedua cabang ini, kata Anis, seperti halnya cabang lainnya yang dilombakan dalam MTQ Tingkat Nasional memiliki peran penting dalam mendukung terciptanya masyarakat yang cinta Alquran.
 
"Ini sejalan dengan tema MTQ tahun ini, yakni Mewujudkan Masyarakat Cinta Alquran untuk Bangsa yang Bermartabat di Bumi Nusantara," jelas Anis.
 
Tema pada pelaksanaan MTQ XXX Tingkat Nasional ini, kata Anis, sangat relevan dengan menjadikan anggrek hitam sebagai maskot. ''Di mana, flora endemik Kalimantan Timur yang dikenal dengan nama anggah ini dipilih bukan hanya karena keindahannya. Tetapi, juga untuk menggugah kesadaran akan keagungan Sang Pencipta melalui keindahan alam (ayat kauniyyah) sebagaimana manusia mengagumi Alquran (ayat Qur’aniyyah)," ujarnya.
 
 
Anggrek hitam yang hanya tumbuh di Kalimantan Timur, kata Anis, menjadi simbol dari keindahan yang memancarkan kekaguman terhadap ciptaan Tuhan.
 
MTQ Tingkat Nasional kali ini mempertandingkan delapan cabang lomba yang berkaitan dengan isi kandungan Alquran. Yakni Tilawah Alquran, Qira’at Alquran, Hifzh Alquran, Tafsir Alquran, Fahmil Alquran, Syarhil Alquran, Khat Alquran, dan Karya Tulis Ilmiah Alquran.
 
Pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional di Indonesia ini merupakan MTQ terbesar di dunia. Bukan saja dikarenakan banyaknya cabang yang diperlombakan, melainkan juga banyaknya jumlah pesertanya. Tercatat ada 1.998 peserta yang mengikuti MTQ Tingkat Nasional tahun ini dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. (rls)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan