Saat ini, lanjutnya, dampak Pembangunan Kotabaru sudah terasa. Seperti harga tanah di sekitar Kotabaru sudah naik. Terjadi pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan penduduk.
Apalagi, kata dia, saat ini sudah ada pintu tol yang dapat mempercepat akses. "Misal kalau dari kantor Gubernur sekarang ke Kalianda sekitar 1 jam. Kalau dari Kotabaru paling setengah jam karena lewat tol," ucapnya.
Jika Kota Baru menjadi pusat pemerintahan tentu akan meningkat pelayanan. Sehingga masyarakat cukup datang ke satu tempat saja. "Kayak sekarang kantor PU ada di Rajabasa, yang ada di Telukbetung kan butuh waktu ke satu sama lain. Kalau terpusat di Kotabaru kan enak. Tinggal dibagi mana untuk pelayanan masyarakat mana yang tidak. Itu semua sudah terkonsep," ungkapnya.
Oedin memaparkan, saat itu dirinya memiliki konsep Kantor Gubernur Lampung di Telukbetung tersebut dipakai menjadi Kantor Wali Kota Bandar Lampung.
"Kan enak kalau kantor wali kota pindah kesana, ada lapangannya dan jadi satu dengan DPRD. Tinggal tukar guling. Namanya punya rakyat semua," terangnya.
Purnawirawan bintang tiga ini pun berharap, Gubernur Lampung terpilih hasil Pilkada serentak 2024 nantinya dapat meneruskan pembangunan Kota Baru.
"Mudah-mudahan pilgub kali ini tidak ada campur tangan pengusaha, karena nanti kalau terpilih cuma mau mengikuti kemauan pengusaha saja," tandasnya. (pip/c1/fik)