Siti menyebut, timnya berhasil mengembangkan aplikasi dan alat terapi kognitif SWIPE-UP kurang lebih dalam kurun waktu 2,5 bulan.
Selain itu, kata Siti, aplikasi cara penggunaan alat ini cukup mudah dioperasikan sehingga guru di SLBN PKK Provinsi Lampung dapat memberikan edukasi kembali kepada siswa untuk keberlangsungan dalam pembelajaran di kelas.
Siti dan tim PKM-PM juga mengajak masyarakat untuk mendukung adik-adik tunarungu serta guru di SLBN PKK Lampung untuk terus berkembang dengan berlatih dan berusaha dalam menjawab semua tingkatan level soal-soal yang ada di dalam aplikasi SWIPE-UP.
"Kami bangga melihat perubahan positif dengan mengembangkan program ini. Alat terapi kognitif berbasis Pump It-Up memberikan peluang bagi siswa disabilitas tunarungu untuk belajar dan menyiapkan masa depan mereka," ucap Siti.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh tim mahasiswa Itera yaitu konsisten dan memastikan berlanjutnya program serta memperluas pengetahuan alat terapi kognitif tersebut untuk siswa disabilitas tunarungu lainnya.
Sebagaimana komitmen tim PKM-PM Itera untuk selalu berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak mitra guna menciptakan pendidikan yang berinovasi dan mendukung tujuan dari pembangunan berkelanjutan (SDGs). (rls)