Gemini Bisa Akses dan Kelola Data Pribadi Pengguna

Kamis 06 Nov 2025 - 20:40 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

 

Bayangkan bila bug kecil atau peretasan minor yang membuka celah pada sistem ini. Data pengguna yang tersimpan di Drive, email pribadi, hingga percakapan rahasia di chat bisa menjadi target empuk.

 

Kasus terbaru di Australia bisa menjadi pengingat keras. Mengutip dari Popline.id, Pemerintah negara bagian New South Wales (NSW) dikejutkan oleh kebocoran data hingga 3.000 warga pada 6 Oktober 2025.

 

Data tersebut merupakan data bantuan finansial dalam program Northern Rivers Resilient Homes Program. Kebocoran itu diduga terekspos setelah seorang mantan kontraktor membagikannya ke platform kecerdasan buatan: ChatGPT.

 

Insiden itu menunjukkan bahwa kecerdasan buatan, sekuat apa pun sistemnya, tetap rentan bila disalahgunakan. Dalam kasus tersebut, ChatGPT hanya menjadi perantara tapi efeknya bisa fatal. Kebocoran data pribadi bukan sekadar kehilangan informasi.

 

Malah bisa menjadi pemicu penipuan, penyalahgunaan identitas,hingga pemerasan digital. Dan di sinilah letak kesamaannya dengan Gemini. Meskipun konteksnya berbeda, potensi ancaman serupa tetap menghantui.

 

Jika ada satu pihak saja yang menggunakan Deep Research secara tidak etis. Maka ada potensi bencana besar digital yang siap menggulung pengguna.

 

Google sebagai perusahaan dengan ekosistem digital paling luas di dunia, memikul tanggung jawab besar. Ia bukan hanya harus memastikan fitur Deep Research berjalan cerdas, tetapi juga aman. Karena ini bukan sekadar tentang inovasi, melainkan tentang kepercayaan.

 

Solusi yang ideal bukan hanya pada sistem enkripsi atau autentikasi ganda, tapi pada personalisasi akses. Setiap Gemini seharusnya menjadi entitas eksklusif milik pengguna tertentu.

Tags :
Kategori :

Terkait