BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota Bandarlampung menganggarkan Rp 2 miliar pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk mengejar target zero stunting di tahun 2024.
’’Saat ini stunting Kota Bandarlampung sudah 0.6 persen. Dan dengan anggaran Rp2 miliar ditargetkan tahun 2024 zero stunting di Bandarlampung," kata Wali Kota Eva Dwiana kemarin (28/11).
Eva melanjutkan, antisipasi stunting dilakukan dengan deteksi dini atau skrining layak hamil. Kemudian, melakukan edukasi gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja putri, calon pengantin dan pasangan usia subur tentang perencanaan kehamilan sehat dengan melakukan deteksi dini dan pelayanan kesehatan.
"Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dapat mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting. Karena masih banyak calon pengantin dengan masalah kesehatan yang beresiko jika hamil, sehingga penting dilakukan perencanaan kehamilan," jelas Eva Dwiana.
Eva bilang, kehamilan yang direncanakan dapat membuat persalinan dan bayi yang sehat.
Kehamilan yang ideal adalah kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi dan sehat. "Kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang direncanakan diinginkan dan dijaga perkembangan secara baik," imbuhnya.
Sementara, Plt Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri mengatakan, pihaknya sudah membentuk skrining jejaring layak hamil dan stunting di Bandar Lampung.
Kemudian, dilakukan juga program pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil untuk menekan angka stunting di Bandar Lampung. PMT diberikan dalam bentuk bantuan Rp 750 ribu kepada sasaran selama tiga bulan dari Oktober-Desember 2023.
Sebagain bantuan PMT diberikan kepada posyandu untuk diprogramkan memasak makanan tambahan tersebut.
"Total Rp750 ribu itu nanti yang Rp250 ribunya, silakan kader posyandu memasak makanan tambahan sehat. Misal, bubur kacang hijau atau makanan tambahan lainnya yang disukai balita," ucapnya. (gie/c1/abd)